Setiapkarya seni rupa dibentuk oleh unsur - unsurnya tidak tampil secara terpisah - pisah, melainkan harus saling berhubungan dan membentuk suatu kesatuan yang utuh, bermakna dan harmonis 3. Unsur - Unsur Seni Rupa Yang dimaksud unsur - unsur seni rupa ialah semua bagian yang mendukung terwujudnya suatu karya seni rupa.
Kesan Yang Ditimbulkan Oleh Pantulan Cahaya Pada Mata Dinamakan – Dalam seni, warna mengacu pada efek yang dihasilkan oleh pantulan cahaya dari mata. Cat dibuat dari pigmen atau pewarna, dan warna adalah salah satu elemen utama seni rupa. Definisi lain mendefinisikan konsep warna sebagai spektrum tertentu dari cahaya sempurna putih terang. Identitas suatu warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya Wikipedia. Kesan Yang Ditimbulkan Oleh Pantulan Cahaya Pada Mata DinamakanUnsur Unsur Seni RupaOffice Interior Design Disusun Olehdwi Retno SaUnsur Seni RupaFaktor Yang Mempengaruhi Harga Berlian Asli Semua. Warna Primer berarti warna primer atau warna pertama yang tidak tercampur dengan warna lain. Warna-warna ini digunakan sebagai campuran dasar untuk membuat warna lain. Warna yang tergolong warna primer adalah merah, kuning, dan biru. Unsur Unsur Seni Rupa B. Warna sekunder, yaitu jenis warna yang dihasilkan dengan menggabungkan dua jenis warna primer. Warna yang termasuk dalam warna sekunder adalah ungu, hijau, dan jingga. C. Warna tersier menengah adalah warna pada roda warna yang berada di antara warna primer dan sekunder. Warna yang termasuk dalam kelompok warna antara adalah jingga kemerahan oranye kemerahan, kuning tua kuning-oranye, hijau muda kuning-hijau, biru muda turquoise, ungu tua biru-ungu, dan ungu muda ungu-merah. . Oleh karena itu, pembahasan mengenai masalah “fenomena yang diakibatkan oleh pantulan cahaya pada mata ini dapat diajukan dengan sebutan fenomena pantulan pada mata’”, dan penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan jawabannya. untuk masalah ini. Baca juga artikel terkait tanya jawab menarik lainnya hanya di situs tersebut Warna adalah spektrum khusus yang ada pada cahaya sempurna putih. Identitas panjang gelombang warna cahaya tertentu. Misalnya, panjang gelombang biru adalah 460 nm. Panjang gelombang warna yang terlihat oleh mata manusia adalah 380-740 nm, dan distribusi warna adalah sebagai berikut Dalam peralatan optik, warna juga dapat mengacu pada interpretasi otak terhadap campuran tiga warna utama cahaya—merah, hijau, dan biru—yang digabungkan dalam kombinasi tertentu. Misalnya, mencampurkan 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru menghasilkan interpretasi magenta. Dalam seni, warna dapat merujuk pada pantulan cahaya tertentu yang dipengaruhi oleh pigmen pada permukaan suatu objek. Misalnya, mencampurkan pigmen magenta dan cyan dalam proporsi yang tepat dan memaparkannya ke cahaya putih murni menghasilkan perasaan yang mirip dengan warna merah. Dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketiadaan gelombang warna apa pun. Warna putih dianggap menunjukkan adanya semua gelombang warna dalam proporsi yang seimbang. Secara ilmiah, mereka dapat digambarkan sebagai pigmen, tetapi bukan warna. Banyaknya warna ditentukan oleh terang atau gelapnya warna. Nilai ini dipengaruhi dengan menambahkan putih atau hitam. Dalam sistem RGB, nilai ini ditentukan dengan menambahkan komponen merah, biru, dan hijau dalam kombinasi yang persis sama, meski belum tentu 100% sempurna. Secara umum, warna dibagi menjadi empat kelompok. Office Interior Design Disusun Olehdwi Retno Sa Penggunaan permainan warna banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam desain produk, desain interior, dan fashion. Permainan warna dalam desain memiliki dampak psikologis bagi pengamat dan pemakainya. Misalnya warna merah memberikan efek stimulasi, warna kuning memberikan efek luas dan cerah, warna hijau atau biru memberikan efek ruang yang sejuk dan segar, dan warna gelap memberikan efek sempit. . Permainan berwarna cerah menimbulkan kesan luas. Selain fakta bahwa warna dapat mempengaruhi pencahayaan dalam sebuah kantor, warna juga dapat mempengaruhi emosi kita dan warna juga dapat memperindah sebuah kantor. Kualitas warna dapat mempengaruhi emosi dan dapat menimbulkan rasa senang atau tidak nyaman. Menggunakan warna yang tepat untuk dinding dan peralatan di dalam ruangan dapat menciptakan rasa nyaman, dan pengoperasian yang senyap mencegah silau dari terlalu banyak cahaya. Warna tidak hanya memperindah lingkungan kerja, tetapi juga meningkatkan kondisi kerja. Jadi, manfaat penggunaan warna yang tepat tidak hanya bersifat estetis dan psikologis, tetapi juga ekonomis. Moekizat 2002. Manfaat menggunakan warna yang baik antara lain Moekijat 2002 Masih dalam penggunaan warna, ahli warna membuktikan bahwa warna dapat membantu proses penyembuhan. Beberapa budaya kuno, termasuk Mesir dan Cina, mempraktekkan chromotherapy atau penggunaan warna untuk penyembuhan. Chromotherapy adalah pengobatan tambahan yang dapat melengkapi pengobatan utama. Menurut chromotherapists, penyebab banyak penyakit dapat diidentifikasi dalam penurunan warna tertentu dalam sistem tubuh. Terapi warna, disebut juga terapi warna atau colorology, merupakan metode pengobatan alternatif dan masih digunakan sampai sekarang. Praktisi terapis yang terlatih dalam terapi warna dapat menggunakan warna dan cahaya untuk menyeimbangkan energi tubuh pada orang yang menderita kekurangan fisik, emosional, spiritual, atau mental. Terapi cahaya telah terbukti meredakan depresi berat. Makna warna adalah untuk memahami makna warna mental. Ada beberapa efek atau makna warna yang memiliki makna universal. Merah, misalnya, dikatakan hangat dan dianggap membangkitkan berbagai emosi, dari kehangatan dan kenyamanan hingga kemarahan dan permusuhan. Setiap warna memiliki arti khusus. Merah berarti “bahaya” dan biru berarti “kebebasan untuk hidup”. Namun, fungsi warna tidak berhenti sampai di situ. Penelitian telah menunjukkan bahwa otak juga merespon warna yang berbeda. Warna memiliki efek subliminal yang tidak disadari banyak orang. Psikologi mencoba mencari tahu bagaimana warna memengaruhi alam bawah sadar manusia. Berikut ini adalah makna dan sifat universal putih dan hitam untuk enam warna utama dari spektrum warna yang terlihat manusia dan aspek estetika, psikologis, fisiologis, asosiasi dan simboliknya, terutama dari sudut pandang psikologis atau kognitif. Studi warna dilakukan Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal “Science” Ravi Mehta dan Juliet Zhu, University of British Columbia, Kanada menunjukkan bahwa warna tertentu patut mendapat perhatian. Merah dan biru dianggap menghasilkan respons otak yang lebih penting daripada warna lain. Merah meningkatkan fokus otak Anda pada detail, sedangkan biru meningkatkan kreativitas. Itu tergantung pada aktivitas apa yang dilakukan individu tersebut. Misalnya, siswa dapat mengingat lebih banyak huruf ketika mereka meletakkan objek tertulis di layar merah. Merah seperti susunan batu bata. Siswa yang melihat teks di layar merah sebenarnya memiliki otak yang lebih teratur. Logikanya, struktur otak mereka akan menyerupai rumah yang dibangun dari batu bata. Berbeda dengan warna biru, diyakini bahwa orang yang melihat warna biru meningkatkan energi kreatifnya. Penelitian tentang pengaruh warna juga sedang dilakukan di bidang periklanan. Orang yang melihat iklan dengan background merah akan lebih berhati-hati. Mereka akan fokus pada apa yang harus dihindari. Di sisi lain, orang yang melihat warna biru akan lebih tertarik pada reaksi iklan kreatif. Alih-alih memuji lensa kamera yang digunakan untuk membuat iklan, Anda bisa melihat sisi kreatif dari iklan yang ditawarkan oleh pihak tur. Kami telah lama memahami bahwa merah mencegah bahaya. Merah dapat membuat orang melakukan hal-hal yang memerlukan ketelitian tinggi. Merah membantu Anda mengingat, mengoreksi bacaan, dan membaca peringatan bahaya. Sedangkan orang yang diasosiasikan dengan warna biru mencerminkan kebebasan, kedamaian, dan kreativitas. Biru dapat memotivasi orang. Sebagian besar studi warna dilakukan dengan warna merah. Misalnya, kaus olahraga lebih cocok dipakai dengan warna merah karena memancarkan aura mengintimidasi, dan olahragawan/tim yang memakai seragam merah juga mendominasi olahraga dan menang lebih banyak NewScientist, 2009. Merah juga merupakan warna yang melambangkan Hari Valentine. Pria berpikir bahwa wanita terlihat lebih emosional saat memakai warna merah daripada warna lainnya. Theo Gimbel dari Sekolah Terapi Warna Inggris dan psikolog Amerika Martin Ini telah diuji pada beberapa orang. Secara teoritis, semua warna memancarkan getaran yang berbeda, memiliki efek baik dan buruk pada tubuh manusia, bahkan dapat digunakan untuk mengubah suasana hati. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika seseorang memasuki ruangan biru, tekanan darahnya sedikit turun dan detak jantung serta pernapasannya melemah. Di sisi lain, di ruangan yang didominasi warna merah, tekanan darah meningkat dan detak jantung serta pernapasan meningkat. Jadi warna biru digunakan untuk mengobati insomnia, tekanan darah tinggi atau masalah kulit. Merah menyembuhkan anemia dan kebotakan, kuning menyembuhkan sembelit dan rematik. Juga, warna dapat membantu perencanaan diet. Misalnya, warna merah sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Karena lebih baik memasukkan makanan merah sebanyak mungkin ke dalam rencana diet Anda, seperti lobak, bit, dan sayuran merah lainnya. Seni bandingan merupakan salah satu penerapan akal dan budi untuk menciptakan karya yang dapat menyentuh jiwa manusia. Desain dan desain interior adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari dan membahas desain karya seni pada bangunan. Unsur Seni Rupa Mahasiswa memahami dan mengungkapkan jenis-jenis karya berdasarkan jenis, tema, dan nilai estetikanya. Meneliti tema karya. RUPA DASAR 3 DIMENSI, disebut juga RUPA DASAR 3 DIMENSI atau Tridimensi, memperlakukan tipe dasar sebagai bidang 3 dimensi, yaitu bentuk bidang yang dimilikinya. Materi 1 dan 2 Ciptaan dua dimensi 2D dan tiga dimensi 3D Spiritual Seni A., Ada yang pernah ke pameran Kelas X SMK PUSTEK Serpong? Seni Budaya ke-9, karya seni bab kedua. Untuk menciptakan sebuah karya seni, setiap orang yang terlibat dalam penciptaan harus memiliki ide/gagasan untuk diekspresikan. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Berlian Asli Seni rupa dasar, fungsi dan tujuan seni rupa untuk pembagian seni rupa, jenis karya seni rupa, pengertian seni rupa dan komponen karya seni rupa datar dalam proses penciptaan seni. A- Pengertian seni rupa dan seni rupa adalah seni menciptakan sesuatu atau benda yang ingin dilihat atau didengar orang karena bentuknya yang indah. Pengertian seni menurut beberapa ahli Aristoteles, seni adalah tiruan dari alam, tetapi harus diidealkan dari alam. Seni Plato dan Rousseau adalah hasil peniruan alam dalam segala aspek. Ki Hajar Devantara adalah seni manusia praktis yang indah yang lahir dari kehidupan dan emosinya sehingga ia dapat menggetarkan emosi manusia. Seni Media Seni Membengkoknya batang tanaman yang tumbuh dapat disebabkan oleh faktor cahaya, penyakit yang ditimbulkan oleh, apa saja gejala yang ditimbulkan oleh tbc, contoh penyakit menular yang dapat ditimbulkan oleh polusi air adalah, kabinet yang dipimpin oleh presiden megawati soekarnoputri dinamakan, pantulan cahaya pada cermin cekung, pantulan cahaya pada cermin, gangguan apa yang ditimbulkan oleh batu empedu, biduran disebabkan oleh gejala yang ditimbulkan upaya pencegahan, penyakit yang ditimbulkan oleh sampah, gejala yang ditimbulkan oleh penyakit diare, komputer yang dilayani oleh server dinamakan
Garisdapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan sebagai perlambangan, seperti: Seperti halnya karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, adalah karya seni yang munculnya dipengaruhi oleh waktu dimana karya seni tersebut diciptakan. Seni rupa kontemporer bersifat kekinian dan temporer diangkat dari seni rupa
Pada pameran seni patung Indonesia di Jakarta yang baru dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Media Kebudayaan Jakarta 1980/ 1981, patung Nias turut serta diantara patung-patung tradisional kerakyatan dan kontemporer hasil karya seniman se Indonesia. Di lain hal Departemen yang serupa, pernah mengadakan studi perbandingan seni patung kerakyatan primitif di Taman Ismail Marzuki di Jakarta 1981, seni patung Nias juga ambil bagian. Peragaan dan pemajangan beberapa buah patung Nias menjadi perhatian yang serius oleh setiap pengunjung. Bukti-bukti kenyataan, seperti yang kami kemukakan dapat kita lihat pada ilustrasi di bawah ini. Gambar 106 Bentuk seni patung Nias bagian selatan pada ilustrasi gambar diilhami oleh pemahatnya dalam corak dekoratif, atribut dan busananya dibubuhi dengan garis-garis ritmis yang mempesona. Namun demikian sifat patung ini tidak melepaskan ciri-ciri khas patung tradisional Nias sebagai seni primitif kerakyatan. Gambar 107 Berikut ini ilustrasi yang diterangkan yakni seni patung Nias bagian Utara. Patung ini diolah oleh senimannya melalui media kayu kayu besi menggambarkan karakter seorang raja denga permaisurinya. Gambar l08 Dari kedua patung pada gambar ini terdapat perbedaan atribut yang disematkan dikepala, satu dipasang dibagian belakang dan yang satu lagi dipasang pada bagian depan. Perbedaan lain posisi patung Nias bagian utara umumnya dipahat tegak, sedang patung-patung yang terdapat di Nias bagian selatan kebanyakan dalam posisi jongkok atau duduk disamping penonjolan alat kelaminnya patung telanjang yang menjadi sumber pengilhaman senimannya,sedang patung Nias bagian utara dibentuk dengan busana yang lengkap disamping orname/perhiasan yang mewarnai busana itu,Keterangan Gambar 109 Patung si ulu sawali di desa Orahili kecamatan Gomo. Pada patung ini kita melihat benda-bendayang digenggam seperti pedang dan tombak.' Benda itu tentunya mengandung maksud tertentu, antara lain lambang prestasi raja dimasa hidupnya selain sebagai raja juga panglima perang. Patung ini . sengaja diletakkan diruang pertemuan disamping patung, kita jugadapat melihat jenis binatang seperti ayam, buaya dalam bentuk plastik relief dibuat sebagai perlambang kebijaksanaan raja. Keterangan gb. 109 Gambar 110 Ilustarsi pada gambar berikut patung Si ulu sawali dibentuk tampa busana, namun atribut yang melambangkan seorang raja tetap patung ini dibuat sebagai saksi tentang kejantanan seorang raja. Dari sumber yang layak dipercayamenjelaskan, kemuliaan dan prestasi seorang raja dinilai selain bijaksana adil, berperasaan sosial yang tinggi, juga keturunan yang banyak. Keterangan gb. 110 Falsafah Batak dalam hal ini lebih jelas lagi maranak sapulu pitu, marboru sapulu onom. Artinya, berketurunan tujuh belas putra dan enam belas putri. Detail patung dibentuk dalam sikap duduk menggambarkan tokoh penting dalam masyarakat. Gambar 111Osa-osa Duplikat patung yang dipahat mini melaui media kayu menurut informan yang dihubungi, dahulu dipergunakan pada upacara tertentu menyambut kebesaran raja, sedemikian rupa dipagelarkan dengan cara dipikul kemudian ditarikan berama-ramai. Osa-osa ini juga menurut imforman dihubungi F. Harefa ex Kasi Pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kabupaten Nias menjelaskan Selain upacara kebesaran raja, juga digunakan waktu upacara memindahkan tulang belulang leluhur raja yang telah disucikan kemudian disimpan di dalam gucitempayan untuk disemayamkan pada tempat yang baru. Lebih dari pada itu patung osa-osa dipakai juga pada waktu-waktu kritis misalnya, timbulnya wabah penyakit yang dapat menular. Gambar 112Guci tempat tulang belulang sedang di sampingnya tempat tuak minuman raja Dari beberapa ilustrasi, yakni gambaran patung-patung Nias yang dibubuhkan pada halaman demi halaman, kita optimis bahwa perkembangan seni patung Nias untuk masa-masa mendatang akan menemui prospek yang menggembirakan. Kepastian ini akan menjadi kenyataan apbila perhatian kita para seniman di daerah selain mencintai seni nenek moyang ingin pula menghidupkan kembali seni patung Nias yang langka itu. C. Kesenian Megalit Peninggalan kebudayaan yang menggunakan batu-batu besar untuk tujuan sakral, disamping alat sebagai pemujaan terhadap roh nenek moyang seperti menhir batu tegak dalam bahasa Nias disebut bahu, bukti peninggalannya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 113 Detail menhir batu tegak di desa Orahili kecamatan Gomo pada puncaknya kita melihat bentuk burung enggang fofo gogowaya burung yang mulia, dibentuk dalam posisi hinggap Burung ini divariasikan memakai kalung yang biasa dipakai oleh raj a/ pengetua adat, tujuannya adalah lambang kedudukan tertinggi raja pengetua adat. Letak menhir berada di halaman rumah Si Ulu Si Ulu Sawali di buat sebagai tanda ketulusan hati bagi siapa saja yang datang ke tempat itu. Benuk batu tegak di desa Bawomataluo kecamatan Teluk Dalam dua batu bulat pada puncaknya dibuat khusus tempat roh nenek moyang bersemayam. Fungsi lain sama dengan menhir yang terdapat di desa Orahili, hanya gaya yang berbeda, namun kedua batu tegak itu memberikan kesan kepada kita tentang ketangguhan nenek moyang suku Nias dalam mencipta sesuatu yang dapat diwariskan dari generasi-generasi. Di sampingnya terdapat batu tegak yang lebih rendah khusus untuk tempat pemenggalan kepala manusia. Dari informan yang layak dipercaya pengetua adat yang di hubungi menjelaskan menhir batu tegak seperti yang terlihat pada ilustrasi gambar, dahulu setiap tahunnya dilaburi darah manusia. Untuk ini dibuat upacara yang meriah dengan mengorbankan beratus ekor babi. Peninggalan-peninggalan lain seperti meja batu dolmen dipahat menyerupai lingkaran dengan ketebalan 10 sampai dengan 15 cm dengan garis menengahnya 1 Y2 lebih kurang ditempatkan mendatar di atas batu-batu lain sebagai penyangga. Gambar 114 Dolmen di desa Orahili dipakai untuk tempat sesajen, tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang di samping berfung$i sebagai tempat duduk dan menari pada waktu diadakan upacara adat. Diberi ukiran stilhasi jenis zoomorfis kedalam corak dekoratif, ekspresif. Suku Nias menyebutnya osa-osa. Bentuk kepala raksasa laksara melambangkan dewa pembina nenek moyang yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Motif lasara juga dipasang menonjol pada dinding pengapit rumah menandakan lambang kebesaran bagi sipemiliknya. gambar 115 Peninggalan kesenian megalit yang dapat disaksikan pada ilustrasi ini dibuat sebagai kebutuhan praktis dipergunakan dalam upacara ritual. Disam ping dolmen kita melihat tiga buah lasara menyatu pada bidang dasar empat persegi panjang berfungsi sebagai tempat duduk dan tegak sewaktu raja memberi pengarahan dan bimbingan terhadap rakyatnya. Keterangan gb. 115 Gambar 116 Seorang penari sedang meragakan tari Fanarigawowo tergolong tari tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun menurun ditarikan di atas dolmen yang ber bentuk lingkaran, dekorasi di belakangnya kita melihat menhir berdiri megah sedang di atasnya dipasang burung enggang foto gogowaya. Keterangan gb. 116 Gambar 117 Patung osa-osa di desa Lahusa. Detail patung diungkapkan dalam bentuk tiga deminsional, mulutnya dipahat lebar dengan lidah dijulurkan kedepan, sedang hidungnya divisualisasikan bentuk hidung manusia biasa. Bagian kepala dan ekor dipisah oleh lingkaran yang difungsikan sebagai tempat duduk, buak ekspresi yang diolah melalui medis batu kedalam gaya primitif magis, religius , mencerminkan bahwa peranan nenek moyang suku Nias zaman dahulu dapat memberikan inspirasi bagi seni modem masa kini. Keterangan gb. 117 Gambar 118 Osa-osa di desa Orahili dengan tiga lasara yang dipasang pada dasar empat persegi panjang. Kelihatan lebih unik, selain bentuk yang dipahat yang di pahat menyatu melalui media batu, dengan perhitungan yang sukup untuk tempat duduk, dari hasil kegunaan dan fungsi, gerakan-gerakan bentuk yang ritmis, tidak pelak jika kita mengaguminya tiga buah lasara yang terdapat pada osa-osa sepertiyang kita lihat pada ilustrasi gambar menandakan pula tingkat golongan suku Nias yakni si Ulu Balo Silla, dan Banua Sato. Keterangan gb. 118 Gambar 119 Dolmen yang terdapat di desa Bawomataluo kecamatan Teluk Dalam bentuknya empat persegi panjang dihiasi dengan relief. Ornamen stilasi motif tumbuh-tumbuhan tampak artistik dan mengagumkan dari hasil pahatan dan ungkapan ekspresi senimannya melalui media batu hitam, dengan peralatan yang relatif sederhana. Plastik relif dipadu antara motif tumbuh-tumbuhan, binatang laut dan manusia yang dibelenggu, adalah buah ekspresi pemahatnya yang menggambarkan secara simbolis kekuasaan dan keperkasaan raja sebagai panglima. Juga berfungsi sebagai tempat duduk raja pengetua adat pada waktu diadakan upacara-upacara penting. Gambar 120 Motif hiasan ornamen sulur-suluran yang melengkapi dolmen seperti terlihat pada gambar disebut dalam bahasa Nias magai, artinya lambang hubungan persaudaraan famili. Dari peninggalan-peninggalan kesenian megalit seni primitif suku Nias seperti yang telah diuraikan berikut ilustrasi yang diterakan pada bab ini, baik fungsi atau kegunaannya, secara tidak langsung kita memperoleh informasi tentang pola kehidupan masyarakat primitif dan esensi kehidupan sosialnya. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang menjadi sikap hidup yang fundamental, kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, jelas bahwa benda-benda bersejarah seperti patung, menhir, dolmen, dan lain sebagainya fungsinya magis, religius. Kenyataan-kenyataan itu dijelaskan oleh seorang penulis kenamaan, Herbert Kuhn, sebagai kesenian percobaan menggambarkan perhubungan gaib antara lahir dan batin antara yang fana dan yang kekal. Menurut hemat kami penjelasan Herbert Kuhn di atas sinkron dengan kehadiran kesenian primitif yang terdapat di daerah Nias, barangkali juga dengan daerah-daerah lain di seluruh pelosok tanah air. Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kehadiran kesenian seni patung ditilik dari bukti-bukti peninggalan kesenian megalit kemudian dihubungkan dengan ciri dap perilaku masyarakatnya adalah sebagai berikut Seni primitf Nias sudah ada sejak masa prasejarah, Kepercayaan masyarakat primitif Nias pada umumnya mempercayai adanya roh-roh halus kepercayaan animisme , Percaya adanya kekuatan gaib dinamisme, Jalan pikirannya masih belum mempunyai logika irrasional, Seni-seni yang dihasilkan umumnya bersifat simbolistis, Secara visuel seni yang dihasilkan masih sanngat sederhana, dan Ditilik dari fungsi dan kegunaannya patung-patung Nias dipuja dan dihormati. D. Kedudukan Seni Patung Nias. Dari informasi yang kami peroleh lewat responden dan pengetua adat, patung yang mewarnai exterior rumah adat tradisional Nias, mempunyai peranan sosial yang tinggi. Dengan demikian patung area peninggalan nenek moyang yang terdapat di daerah Nias mengandung arti dan fungsi tersendiri khusus. Oleh karenanya suku Nias sampai sekarang tetap mempertahankan ekstensi terhadap corak/gaya seni patungnya dari pengaruh lain, justru patung-patung Nias seperti yang kita lihat pada illustrasi yang diterakan pada buku ini mempunyai ciri-ciri yang tersendiri. Kemungkinan ini boleh jadi pengaruh alat yang dipakai. Patung Nias dibentuk lebih banyak berukuran mini. Oleh karenanya banyak ditemukan dalam interior rumah-rumah adat tradisional, berarti patung-patung Nias tidak berdiri bebas di alam terbuka seperti hal patung Batak. Selain patung-patung plastis, kita dapat melihat ukiran manusia pada tiang-tiang dan dinding rumah, baik dalam bentuk plastis relief atau patung utuh. Patung-patung yang berfungsi sebagai penyangga tiang atau yang merupakan dekor pada rumah-rumah adat yang terdapat di daerah Nias, menunjukkan ciri-ciri yang tersendiri pula dari beberapa rumah adat tradisional yang ada di Sumatra Utara. Gambar 121 Patung ataupun relief sebagai dekorasi interior rumah adat trasional Nias, hanya terdapat pada rumah yang dihuni oleh raja atau pengetua adat. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa keterangan yang cukup jelas untuk dijadikan data misalnya tiang penyanggah balok tiang tarunahe. Tiang tarunahe, sejenis tiang yang berukir dalam bentuk tiga dimensi. Istilah lain dalam bahasa Nias disebut kholo-kholo artinya tanda kebesaran raja. Tiang ini diletakkan pada tiang utama ruang bahagian muka. Kayu ranting yang mencuat keluar dipahat sedemikian rupa menggambarkan tangan manusia yang sedang memberi hormat jahabu, dalam bahasa Batak disebut horas, sedang dalam bahasa Indonesia diartikan selamat sejahteralah kamu sekalian. Salam hormat itu sudah menjadi tradisi bagi suku Nias pada umumnya. Uraian ini memperjelas kembali betapa besar fungsi tiang itu, selain sebagai perlambang, terasa membawa perasaan hormat. Dari informan yang dihubungi fungsi tangan yang dipahatkan pada tiang dulunya dibuat sebagai sangkutan tengkorak manusia yang ditaklukkan. Maksudnya agar rumah tiang tetap kukuh. Bentuk tiang seperti pada gambar hanya dimiliki oleh raja pengetua adat. Bentuk tiang tarunahe tiang penyanggah balok Gambar 122Tiang tarunahe di desa Orihili kecamatan Gomo Gambar 123 Tiang tarunahe di desa Bawomataluo kecamatan Teluk Dalam. Perpaduan ornamen geometris dan roset kelihatan artistik, dekoratif. Detail tiang pada gambar kelihatan ukiran tangan yang sedang memberi hormat, sebagaimana cara memberi hormat orang-orang Jerman pada perang dunia II, sedang pada bagian lain kita melihat berbagai ukiran sebagai penambah dekorasi. Contoh ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa seni ukir Nias tergolong seni ukir arsitektural. Untuk lengkapnya lewat tulisan ini kami mencoba menguraikan secara terperinci contoh-contoh seni ukir hiasan yang terdapat disetiap rumah tradisional Nias yang terdapat di desa Orahili dan rumah adat tradisional di desa Bawoma taluo. Seni Bias pada Rumah adat Tradisional Nias di Desa Orahili Hiasan sebagai alat dekorasi pada rumah adat tradisional Nias, di setiap desa masing-masing mempunyai ciri dan keunikan tersendiri. Pada gambar di bawah ini terdapat gambar stillasi motif hewan dengan penggayaan bentuk dekoratif ekspresif. Pada bagian dadanya diukir patung motif manusia gaya_primitif patung nenek moyang. Menurut kepercayaan Nias patung itu adalah patung dewa yang memberi berkat, patung ini disebut dalam bahasa Nias bawolawole. Dari sumber yang layak dijelaskan bila keluarga yang empunya rumah akan mengadakan pesta perkawinan, untuk mendapat keberkatan, keluarga yang mempunyai hajat pesta harus didudukkan di bawah patung itu. Patung Bawulawole pemberi berkat Gambar 124Profil patung Bawulawole. Gambar 125Patung dilihat dari bawah Patung gambar di atas fungsinya sama dengan tiang tarunahe fungsi praktis, yakni sebagai penopang tiang-tiang lainnya pemikul. Bentuk patung diungkapkan secara impresif dalam pola-pola primitif, namun dapat memberikan inspirasi gaya kearah bentuk patung modern yang cukup ideal. Jika kita perhatikan detail patung ini jelas senimannya memvisualisasikan gaya burung elang yang sedang terbang sedemikian rupa diciptakan lewat stillasi bentuk zoo morfis dalam motif manusia raksasa. Pada bagian dadanya diukir gambar seorang manusia dalam bentuk relief timbul sebagai penjelmaan kembali nenek moyang yang dianggap pemberi keberkatan sesuai kepercayaan masyarakat Nias pada zamannya. Pada bagian lain, kita melihat motif hiasan buaya nio buaya diukir dalam bentuk plastis relief dengan fungsi yang sama seperti di atas yakni tiang penopang balok. Hiasan ini disebut dalam bahasa Nias buaya anaa artinya buaya mas. Motif buaya digambarkan dalam dua jenis yang berbeda Motif buaya yang lidahnya bercabang dua, dan Motif buaya yang ekornya bercabang dua. Kedua motif hiasan itu mengandung makna yang berbeda pula. Motif hiasan buaya yang lidahnya bercabang dua ditamsilkan lewat puisi Nias seperti tersebut di bawah ini Sigelu zohuna-huna boroa zi dua razi lela. Sarani faewere-were, dua ni faza wozawa. artinya Ternggiling itulah yang bersisik, buayalah yang berlidah dua. Satu yang diminyaki-minyaki yang lain digantung-gantungkan. Ditilik dari arti tersebut di atas memang sukar untuk dicernakan begitu saja, namun demikian dapat juga diartikan jika kita mengaitkan dengan makna motif hiasan buaya yang ekornya bercabang dua yakni sebagai berikut melambangkan raja pengetua adat yang mempunyai sifat sifat sosial yang tinggi, dan melambangkan sifat-sifat keadilan raja _dalam memutuskan sesuatu perkara bagi siapa saja yang melanggar hukum hukum adat yang sudah diputuskan bersama oleh beberapa pengetua adat. Gambar 126 Dengan demikian maka dapatlah diartikan buaya yang lidahnya bercabangdua dapat diartikan yakni perlambang tentang upacara titah raja yang bijaksana, sedangkan buaya yang ekomya bercabang dua merupakan perlambang tentang seorang raja yang bersifat adil. Motif ukiran ini ada juga yang diabstraksikan lewat papan pengapit dinding Ujung papan bagian depan dibuat mencuat keluar seolah-olah tampak seekor buaya yang sedang mengangakan mulutnya, disebut dalam bahasa Nias sikholi artinya lambang kekuasaan serta keperkasaan raja. Motif ukiran ini hanya ada pada rumah yang dihuni oleh raja atau para bangsawan, sedang rumah adat lain yang dihuni masyarakat yang lebih rendah derajatnya tidak pernah diketemukan. Ukiran-ukiran lain yang fungsinya sebagai lambang prestasi keagungan raja dapat dilihat pada gambar ukiran ayam ayam jago. Motif ini ada yang diukir dalam. bentuk relief dan ada juga dipahat dalam bentuk patung. Jenis motif ini di sebut Simiwo bahili-hili dano artinya ayam jago berkokok di atas bukit. Makna motif ukiran ini mengandung arti yang simbolis yakni Raja yang berhati bapak. Seni Hias pada Rumah Adat Tradisional Nias di Desa Bawomataluo Hiasan-hiasan yang terdapat di desa Bawomataluo kecamatan Teluk Dalam, kelihatan lebih unit lagi karena rumah adat yang terdapat di desa itu masih utuh, sekalipun usianya menurut orang-orang tua yang telah berusia lanjut menjelaskan bahwa rumah adat yang masih ada sekarang ini usianya sudah mencapai lebih kurang tiga ratus tahun. Oleh karenanya seni ukir arsitektural yang terdapat pada rumah adat tradisional di desa Bawomataluo dipandang memadai sebagai data tentang kebolehan nenek moyang suku Nias pada masa yang lampau. Hasil ukiran dari peninggalan nenek moyang yang berusia lanjut seperti pada illustrasi di bawah ini penting juga dibicarakan melalui bab ini, berhubung seni ukir yang terdapat pada rumah adat tradisional di desa Bawomataluo diukir dalam bentuk relief timbul yang tebalnya cukup menonjol dari dinding papan, sehingga kelihatan seolah-olah bentuk tiga dimensi yang utuh. Gambar 128 Sejenis tiang tarunahe tiang penyangga yang terdapat di desa Bawomataluo tampak artistik. Jenis ukiran yang dipahat oleh senimannya terasa adanya pengaruh kebudayaan Dongson. Gambar 129 Ilustrasi seni ukir arsitektural rumah adat tradisional di desa Bawo mataluo Kecamatan Teluk Dalam, foto koleksi Burhan Piliang. Seperti pada gambar disebut naha nadu difungsikan Kursi pertama, dibuat untuk tempat patung nenek moyang. Kursi kedua, dibuat untuk tempat patung si pemilik rumah. Dari kedua buah kursi itu dibentuk dari batang pohon yang utuh lewat tatahan yang cukup cermat untuk memperoleh bentuk, selain difungsikan sebagai dinding, juga plastis relief yang dipahat kerawangan dibuat sebagai simbol perlambang tahta kerajaan raja. Dua buah payung yang diterakan dibuat pula sebagai lambang pengayom agar raja selalu mendapat perlindungan serta rahmat dari leluhurnya. Sepasang hiasan disebut dalam bahasa Nias masi-masi dipasang pada bagian kiri dan kanan kursi adalah simbol kasih sayang raja terhadap rakyatnya, sedang kotak tempat perhiasan diletakkan di atas kursi tanda raja sebagai pewaris dari raja-raja sesudahnya. Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas jelaslah bahwa seni primitif yang meliputi seni patung, seni ukir arsitektural yang terdapat pada rumah adat tradisional, kedua-duanya terujud justru didorong oleh perasaan yang berhubungan dengan masalah kehidupan ritual, disamping kemampuan teknis dan keterampilan senimannya dalam mengolah bentuk dengan menyesuaikan materi bahan sebagai sumber alam lingkungan untuk mencapai tujuan yang magis, religius. Fungsi Patung Nias. Secara umum pada beberapa contoh foto gambar tentang patung Nias, makna yang terkandung di dalamnya lebih banyak dibuat sebagai simbol pribadi raja raja adat. Patung-patung yang dimintai bantuannya didalam situasi kritis atau upacara-upacara penting seperti penolak bala, menyembuhkan orang sakit, turun kesawan, dan menangkap ikan yang mencakup masalah kehidupan tidak seberapa jika dibandingkan dengan patung-patung yang terdapat di daerah Batak. Sebagai contoh umpamanya upacara ersilihi pengobatan tradisional di daerah dimana patung memegang peranan, hal yang serupa di daerah Nias tidak dijumpai lagi. Sebagai penggantinya dibuatlah ramuan-ramuan ditambah dengan mantera-mantera agar ramuan obat itu mujarab menyembuhkan. Patung-patung yang sifatnya sakral baik patung yang dipahat melalui media batu atau kayu, di muka telah kami kemukakan bahwa patung-patung itu sudah banyak yang dimusnahkan, justru patung-patung bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut seperti ajaran agama Islam dan Kristen. Kefanatikan akan ajaran agama itu, membuat sejarah baru akan perkembangan seni patung Nias. Jelasnya seni patung mengalami kemerosotan total. Di lain hal banyak senimannya mengundurkan diri dari dunianya sebagai seorang pemahat, ia takut kalau dituduh kafir. Gelar-gelar kehormatan yang dahulu diterimanya pupus sama sekali dan akhirnya kejayaan seni patung Nias itu kini tinggal nostalgianya saja. Hal yang sama juga terjadi pada pandai rumah sebab mereka juga turut terlibat dalam ukiran yang difungsikan sebagai alat pemujaan oleh nenek moyangnya. Kalaupun seni patung Nias pada akhir-akhir ini banyak bermunculan kebanyakan dipahat oleh orang lain bukan suku Nias. Senimannya yang terkenal banyak memproduksi patung-patung Nias belakangan ini, adalah Pokih Barus berasal dari daerah Karo. Berbicara masalah fungsi dan kedudukan patung Nias jelas bahwa seniman itu tidak banyak mengetahui jika dibandingkan dengan asli seniman daerah itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan kesukaran bagi penulis untuk mengungkapkan secara menyeluruh tentang fungsi dan makna yang terkandung pada seni patung Nias, selain dari pada tiu orang-orang yang dipandang banyak mengetahui tentang latar belakang sejarah patung Nias itu informan kebanyakan mereka tutup mulut untuk memberi penjelasan secara terperinci dan mendetail, sedang menurut hemat kami masih banyak yang perlu dikemukakan terutama patung-patung yang erat hubungannya dengan masalah kehidupan ritual nenek moyang pada zamannya. Di lain hal senimannya untuk kembali membuat tidak menampakkan kegairahan untuk kembali membuat patung tradisonal/kerakyatan, tetapi mereka lebih menyenangi menyenangi menjadi petani atau sebagai nelayan. Menurut informan yang kami hubungi, Herambowo Tafonao, salah seorang seniman yang dikenal hanyak membuat patung duplikat nenek moyang suku Nias zaman dahulu mengatakan sejak berlakunya undang-undang kerajaan dimana undang-undang raja sebagai undang-undang yang tertinggi, kemudian klasifikasi masyarakat terbagi pula atas beberapa golongan. Si Ulu Sawali golongan raja-raja adat. Si Ulu golongan keturunan bangsawan. Balo Silla golongan menteri kepala desa. Si ila golongan orang kebanyakan diangkat oleh Si Ulu. Sato golongan masyarakat biasa. Maka bentuk patung Nias menurut tahapan masyarakatnya dibedakan menurut golongannya. Barangkali hal ini pulalah yang membuat jenis patung yang melambangkan tokoh seorang raja raja adat tidak boleh ada kesamaan raja patung-patung yang lain. Selanjutnya informan itu menjelaskan kembali tentang status seniman, setiap dimintai bantuannya untuk membuat sebuah patung yang difungsikan sebagai perlambang patung raja, setelah selesai seniman pemahatnya diberi sanksi untuk tidak membuat patung yang serupa, apabila hal ini dilakukan juga maka pemahatnya dibunuh. Peraturan ini tidak berlaku hanya pada seniman pemahat, tetapi hal yang serupa juga berlaku bagi seorang pandai rumah tukang. Rumah dengan segala variasinya tidak boleh ditiru oleh rumah-rumah yang lain. Dari penjelasan informan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa tindakan raja tersebut membuat berkurangnya kreativitas para seniman, hal itu disebabkan keterbatasan disain-disain barn yang seyogiyanya dapat memperkaya corak seni patung Nias itu sendiri. Dari hasil observasi berdasarkan data dokumentatif dan wawancara kami dengan beberapa informan di atas kami kembali berpendapat bahwa patung-patung yang diketemukan sebagai benda sejarah fungsi atau kedudukan patung itu belum dapat dijadikan kesimpulan sebab menurut hemat kami masih banyak yang dirahasiakan baik fungsi praktis atau lebih dari pada itu, yakni fungsi spiritual, magis, religius. Namun demikian oleh karena patung-patung Nias lebih banyak diketemukan di dalam interior baik patung utuh atau patung yang difungsikan sebagai penyangga balok seni patung arsitektural, dan gambar-gambar plastik relief yang terdapat di desa Orahili dan desa Bawomataluo yang mewarnai rumah adat tradisional, dari kenyataan itu dapatlah dikatakan fungsi patung Nias itu tidak lebih dari suatu dekorasi yang melambangkan status kedudukan raja di samping fungsi praktis. Selanjutnya menurut hemat kami boleh jadi pula patung atau plastik relif yang ada pada bangunan rumah interior, patung, dolman atau menhir yang berada di halaman rumah eksterior, menggambarkan awal dari pada jiwa masyarakat Nias itu dibentuk, diatur dan dilindungi oleh raja sebagai pengetua adat. Hal ini tidak - hanya berlaku pada masa-masa lalu, tetapi sampai sekarang masalah yang berhtibungan dengan tata krama adat istiadat masih melekat dengan baik, sekalipun mereka suku Nias sudah lama menanggalkan fungsi yang sifatnya magis, religius, dan sakral itu. Gambar 130 Pandangan frontal patung nenek moyang suku Nias, dipahat horisontal. Menurut informan yang dihubungi menjelaskan usianya sudah mencapai lebih kurang dua ribu tahun. Fungsi patung ini dianggap sakral oleh masyarakat Nias pada zamannya dan sekarang patung itu hanya dibuat sebagai bukti dari sisa-sisa warisan patung peninggalan nenek moyang pada masa prasejarah. Gambar 131 Patung nenek moyang adu zatua berasal dari Gunung Sitoli Nias Utara dipahat melalui media batu tanpa busana dengan mengutamakan penonjolan alat kelamin, adalah illusi yang pada hakikatnya melambangkan sumber kesuburan serta perlambang tentang kejantanan seorang pria. Detail patung, wajahnya dibentuk membulat, bagaikan ekspresi wajah seseorang yang berambisi, sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang jantan yang satria. Kalung yang dipasangkan pada leher patung nifulo-fulo merupakan ciri-ciri khas patung Nias dan pertanda bahwa patung itu adalah patung raja raja adat. Perwujudan patung ini adalah tentang nenek moyang yang di puja dan dihormati. Gambar 132 Ilustrasi pada gambar berikut ini sejenis patung nenek moyang peninggalan prasejarah yang dapat diselamatkan. Patung yang dipahat melalui media batu adalah buah ekspresi seniman pada zamannya. Divisualisasikan sebagai patung pemberi berkat Capah mangkok batu yang dijunjung dibuat sebagai tempat air pada waktu diadakan upacara tepung tawar air tersebut dipercikkan pada orang yang diupah-upah dengan maksud agar mendapat perlindungan lahir batin. Bentuk susu dibuat telanjang sebagai perlambang sumber kesuburan. Gambar 133 Patung pada gambar berikut diekspresikan melalui media batu. Fungsi dan kedudukan nya sama dengan gambar terdahulu, hanya dalam sikap yang berbeda. Bentuk patung lebih mengarah pada bentuk patung naturalis, namun nnsur-unsur dekoratifnya masih jelas kebhatan. Detail patung dipahat dalam posisi duduk sikap lutut yang tegak dimanfaatkan sehagai pemangku capah mangkok batu sedangkan kedua lengannya digambarkan dalam sikap memegang. Gambar 134 Patung nenek moyang dipahat melalui media kayu yang silindris pada ilustrasi ini tampak lebih ekspresif sesuai dengan corak patungnya yang primitif, magis. Detail patung pada bagian kepala yang culas dipasang atribut yang dibentuk vertikal kelihatan seolah-olah bagaikan orang yang sedang menjunjung sesuatu. Pangkal hidung yang kecil menyatu dengan kening sedang bagian mata dicukil seadanya berbentuk elips tampak pandangannya tajam kedepan. Ujung telinga bagian bawah dipahat hingga sampai kebahagian bahu diinterpretasikan telinga yang peka terhadap pendengaran. Bagian tangan yang kelihatan seperti sebatang rotan yang dilengkungkan dipahat menyatu dengan bagian tubuh sehingga kelihatan tidak lebih dari sebuah relief, namun patung ini memberi kesan tentang kekerasan watak sesuai dengan fungsi patungnya yang primitif magis, religius. Pada bagian lain kita melihat sikap patung yang duduk adalah ciri patung yang spesifik patung Nias. Kaki oleh pemahatnya dibentuk makin mengecil kebawah, terasa bahwa demikianlah hasil warisan kesenirupaan nenek moyang suku Nias pada masa yang lampau sebagai konsep seni yang individual. Gambar 135Foto coleksi Burhan Piliang. Patung nenek moyang talinga woli-woli di desa Bawomataluo kecamatan Teluk Dalam. Perwujudan patung ini menggambarkan tentang raja adat, dipahat melalui bahan kayu fakini sejenis kayu besi diungkapkan secara impresif kedalam bentuk patung primitif. Bentuk patung diilhami oleh pemahatnya sikap seorang yang sedang duduk, dengan posisi tangan diletakkan di atas lutut yang tegak. Detail patung dapat dilihat pada jenggot yang dibentuk terurai, kumis yang melintang serta mulut dipahat menonjol dengan tatapan mata tajam kedepan, dimaksudkan oleh pemahatnya seorang pengetua adat yang bijaksana, arif dan penuh kasih sayang. Hal ini ditandai dengan atribut yang dipasang di bahagian kepala disebut dalam bahasa Nias masi-masi simbol kasih sayang . Dari beberapa contoh ilustrasi gambar patung yang diterapkan pada bab ini, pokok uraian kami tentang fungsi patung tersebut antara lain Berfungsi menunjukkan kemampuan prestasi nenek moyang suku Nias di bidang seni pahat. Berfungsi sebagai media pemujaan pada waktu sebelum suku Nias menganut ajaran agama Islam dan Kristen. Berfungsi sebagai tanda simbol tentang kedudukan raja raja adat. Berfungsi memanifestasikan daya cipta dibidang kebudayaan. Gaya Seni Patung Nias Di muka telah diuraikan bahwa ujud patung yang terdapat di daerah Nias, selain dilandasi oleh kepercayaan spiritual, patung juga diujudkan sebagai simbol keagungan raja, disamping bentuk seni yang mempunyai nilai-nilai estetis. Kehadiran seni patung Nias dan perkembangannya sejak beberapa abad yang lalu sampai saat sekarang ini tampak bentuk dan gayanya dipengaruhi oleh corak monumental dengan ciri-ciri penggambaran tokoh-tokoh nenek moyang dan kecenderungan bentuk tang mengandung nilai-nilai simbolis, sedang pada bahagian lain kita juga melihat adanya pengaruh dongson. Ciri-ciri karakteristik dan gaya yang khas sebagai hasil seni rupa daerah Nias mempertegas identitas suku Nias di bidang seni patung sebagai hasil seni rupa daerah di Sumatra Utara, sedang gaya ataupun corak seperti yang dikemukakan di atas spesifik seni patung Nias turut memberi warna serta memperkaya perbendaharaan seni rupa nusantara. Aneka gaya dan bentuk yang diterakan sebagai ilustrasi pada bab ini merupakan data pula tentang prestasi yang dimiliki nenek moyang Nias pada zamannya prestasi yang dimiliki nenek moyang Nias pada zamannya, sebagai pencipta seni di bidang seni pahat. Penonjolan-penonjolan bentuk yang merupakan ciri khas seni patung Nias itu dapat kita lihat pada penonjolan alat kelamin, susu yang dibentuk telanjang, kalung yang dipasang menonjol pada bahagian dada dan atribut-atribut yang dikenakan pada bagian kepala seolah-olah seperti patung purbawi di zaman Mesir kuno. Dengan demikian maka patung-patung yang kita ketemukan jelas bahwa fungsinya tidak saja ditujukan sebagai penjelmaan roh nenek moyang atau sebagai keyakinan akan kepercayaan spiritual namun lebih dari pada itu patung Nias juga dibuat sebagai penonjolan prestise raja sebagai kepala adat. Atribut-atribut jenis binatang seperti kadal atau cecak yang dipasang pada bahagian tubuh patung atau binatang lain sejenisnya kita tidak menjumpainya pada patung Nias. Kalaupun ada cecak yang dipasang pada dinding-dinding rumah seperti yang kita lihat sekarang ini, dimana dibuat sebagai simbol kehadiran nenek moyang adalah akibat pengaruh baru yang datang dari negeri seberang yakni negri tetangga yang terdekat. Gambar 136 Kembali berbicara tentang seni patung. Kalau kita perhatikan bentuknya seni patung Nias sebagai peninggalan kebudayaan megalit kelihatannya tidak lebih sebagai segumpal batu yang ditatah dalam bentuk relief seni dua demensional justru keutuhan bentuk batunya masih jelas kelihatan. Kendatipun demikian dari sudut gaya patung-patung Nias peninggalan kultur megalit tampak dinamis ekspresif magis. Berbicara tentang kebudayaan megalit oleh sarjana Barat kenamaan Heine Geldem membaginya atas dua masa pe riode. Demikian pula halnya dengan kebudayan megalit yang terdapat di daerah Nias. Kebudayaan megalit pertama ditandai dengan menhir dan dol men seperti ilustrasi yang diterakan pada bab ini. Kebudayaan megalit kedua ditandai pula dengan area-area batu yang banyak terdapat di desa Bronadu, Orahili di Keeamatan Gomo dan desa Bawomataluo, Hilisimatano di kecamatan Teluk Dalam. Pada masa sejarah, pertumbuhan seni patung Nias tampak lebih maju kaya dengan corak dan gaya, terlebih setelah mereka mengenal alat-alat praktis yang dibutuhkan dalam mengolah bahan batu dan kayu. Pengaruh alat terhadap bentuk yang terdapat pada seni patung Nias jelas oleh kebiasaan pemahatnya ditujukan kepada bentuk gaya tentang karakter seorang raja sedemikian rupa untuk dipuja dan dihormati, disamping kebutuhan praktis "applied art " seperti patung-patung yang dibuat sebagai penyanggah tiang, yang kita temukan di desa Orahili dan Bawomataluo. Melihat media bahan dengan alat yang dipakai pisau, parang terdapat hbungan yang akrab, dan dari hasil-hasil maksimal yang dieapai dapat kita lihat pada contoh ilustrasi di bawah ini. Gambar 137 Patung si ulu sawali patung ini ditranfur patung pemberi berkat. Dilihat dari gayanya tampak pada patung ini pemahatnya menyesuaikan batang pohon dengan alat. Batang pohon yang besar diilhami oleh senimannya; karakter seorang raja pengetua adat sedang memegang cawan tempat air dibuat sebagai kebutuhan spiritual untuk dipakai pada upacara tepung tawar upah-upah. Sikap memegang kita melihat lengan dan tangan dipahat kerawangan, sedang posisi patungnya divisualisasikan dalam sikap duduk. Alat kelamin dipasang jelas pada patung menunjukkan ciri khas yang ditemui pada patung Nias. Embel-embel lain yang menggambarkan tentang seorang raja dapat dilihat pada kalung yang dipasang, sedang atribut pada bahagian kepala diterakan dengan memberinya ornamen hiasan berukir. Bentuk-bentuk lain seperti daun telinga yang dipahat lebar simistris turut diperkenalkan pada patung ini sehingga cenderung kepada bentuk patung dekoratif, namun sesuai dengan gaya dan fungsinya. Polesan-polesan warna kini banyak kita temui pada patung Nias, hal ini kemungkinan akibat pengaruh dari luar. Namun menurut hemat kami polesan-polesan warna itu tidak perlu justru membuat patung tidak lebih dari sebuah boneka, sedang kita pengamat menghendaki akan keaslian seni patung itu sendiri. Memang perkembangan sejarah selalu membawa pengaruh terhadap konsep bentuk, hal ini bisa diakibatkan oleh pergaulan atau orang lain yang menyelusup membawa pengaruh terhadap kesenian asli tradisional, atau akibat peralatan baru yang dibawa dari luar, atau dan lain sebagainya, sehingga mengakibatkan pengaruh terhadap karya yang dihasilkan. Untuk melestarikan kekhasan seni patung tradisional Nias, yang memang sudah dikenal melalui karya-karya yang berkwalitas indah dengan nilai-nilai yang estetis ekspresif sebagai konsep seni yang cukup kuat kiranya perlu untuk dipertahankan. Sikap ataupun gaya pada seni patung Nias di muka telah diuraikan, pada umumnya dibuat dalam sikap duduk sedang kedua lutut dibuat tegak, tangan ditumpukan pada kedua lutut atau memegang sesuatu. Patung yang ditempa dalam sikap berdiri menurut pemahatnya datang kemudian setelah mendapat pengaruh dari luar, sedang menurut hemat kami hal tersebut sebenarnya justru disebabkan oleh faktor alam dimana masyarakat Nias itu berada. Penjelasan pendapat di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. "Masyarakat primitif yang menetap di daerah pedalaman umpamanya yang sehari-hari melihat pohon dan gunung yang menjulang tinggi akan cenderung menciptakan pola patung vertikal".15 Analisa kami dalam hal ini sependapat dengan tulisan tersebut di atas, mengingat akan konsepsi seni patung Nias menurut perkembangannya jelas menampakkan hasil-hasil konsepsi patung yang dibuat tegak vertikal, sekalipun posisi patungnya dibuat dalam sikap duduk. 15 But Muchtar, Beberapa Catatan Tentang Patung Primitif, Departemen Seni Rupa, ITB, hal. 5, tahun 1981. Bahan/Proses Pembuatan Patung Nias. Untuk mengenali bentuk dan wujud sebuah patung tepatnya jika kita memulainya awal dari proses pengambilan bahan sampai kepada terwujudnya sebuah benda patung dari hasil olah seni pemahatnya. Awai kehadirannya, dari kenyataan sejarah semula terbentuknya sebuah patung dibuat dari tumpukan-tumpukan batu yang divisualisasikan wujud dari nenek moyang sedemikian rupa dengan dasar kepercayaan bahwa tumpukan-tumpukan batu itu dibuat menjadi sakral, yang hubungannya erat sekali dengan kepentingan-kepentingan religie masyarakat. Kenyataan tersebut di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini Karena maksud-maksud akan penghargaan kesejahteraan, kekemakmuran, terhindarnya dari penjamuran, terhindarnya dari penyakit, kepercayaan hal kematian dan kembalinya roh yang meninggal ke tengah masyarakat, penghormatan pada cikal bakal dan lain-lain yang sejenis maka seni rakyat itu lahir atas dorongan metafisik dan emosionalyang kompleks dan atas dasar kesadaran koliktif. Demikian kreasinya bersifat sacrat16 Demikianlah tumpukan-tumpukan batu tersebut secara evolusi, berkembang terus, sehingga tumpukan-tumpukan batu itu berrobah menjadi sebuah patung yang memberi rupa bentuk wajah manusia dan binatang. Oleh pengaruh yang terjadi secara external dan internal bentuk patung sesuai dengan perkembangannya dari wujud sakral beralih kepada bentuk-bentuk yang simbolis, magis idioplastis non realis dan seni pakai yang sesuai menurut fungsinya. Dari awal telah kami kemukakan, bahwa masyarakat prasejarah bahkan ada sampai pada sejarah, percaya akan adanya makhluk-makhluk yang bergentayangan dimana-mana, ada di atas batu, pada pepohonan dan lain-lain sebagainya. Dihubungkan dengan proses pembuatan patung dimana roh-roh itu nantinya ditempatkan, maka 16.Gudaryono, Drs.,Sarana-sarana Memelihara Dan Melindungi Seni Rakyat Indonesia, Pidato pada upacara Dies Natalis Ke 21 STSRI, Yogyakarta, Januari 1971, halaman 4. sebelum diproses media bahan yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu diadakan upacara ritual berupa mantera-mantera atau doa, dengan tujuan agar patung sebagai penjelmaan kembali. roh nenek moyang, dapat memberikan keberkatan. Hal tersebut di atas sifatnya universal, karena demikian adanya, oleh masyarakat primitif dari berbagai bangsa suku yang landasan berfikirnya relatif sama. Patung-patung Nias seperti yang kita lihat pada ilustrasi gambar, senimannya ,cenderung menciptakan gambar patung-patung dengan pola-pola organik manusia, binatang dari bahan batu dan kayu, tentunya bahan-bahan tersebut diproses oleh senimannya sehingga terwujudnya bentuk patung sesuai dengan yang diinginkan oleh yang berkenan memintanya, dalam hal ini adalah raja atau pengetua adat seperti yang telah diuraikan terdahulu. Memproses patung misalnya, patung arwah nenek moyang raja atau pengetua adat yang terdahulu, memakan waktu yang relatif cukup lama pula. Betapa tidak, justru dari awal pengambilan bahan sampai kepada akan memprosesnya konsep bentuk upacara-upacara ritual tetap berdampingan lahir batin untuk pemahatnya harus dikorbankan sampai beratus ekor babi. Lebih dari pada itu setelah patung selesai upacara pemindahan roh nenek moyang pada patung itu dibuat upacara yang sama dengan mengadakan pesta meriah dengan tari-tarian yang diiringi tabuhan. Peranan Seniman Di muka telah disinggung bahwa seni patung Nias kini lebih banyak diolah oleh seniman lain bukan seniman daerah. Alasan-alasannya disebabkan takut dituduh kafir dan lain sebagainya. Apakah alasan-alasan ini akan berkelanjutan terus atau kembali berkarya menghidupkan seni patung Nias sebagai hasil kesenian daerah atau menyerah mempertahankan alasan-alasan tersebut di atas, dalam hal ini kita masih menantikannya. Menurut hemat kami, kemudian dihubungkan oleh himbauan-himbauan pemerintah, sikap bangsa yang pantang menyerah, serta para humanis dan pencinta seni, harga diri para seniman perlakuan ataupun alasan-alasan tersebut seyogyanya tidak terjadi bagi para seniman Nias. Kalau toh ini akan terjadi juga, maka para seniman akan berkabung untuk menyatakan diri bahwa Indonesia sudah kehilangan sesuatu yang paling berharga. Seni patung sebagai cabang seni yang merupakan kebutuhan rohani yang pantas untuk dinikmati, sewajarnya mulai dari sekarang para seniman Nias yang justru mampu bercipta karya kembali membenahi diri untuk bergabung atau dengan kata lain kembali kegelanggangnya untuk mencipta dan menghidupkan seni patung Nias. Untuk ini pamong-pamong daerah cq Bidang kesenian kiranya perlu menaggapi apa yang sudah dicanangkan Pemerintah di bidang pengembangan industri parawisata, dimana kesenian daerah adalah sumber utama disamping keindahan alamnya. Sejarah kesenian Indonesia sudah mencatat bahwa di daerah san Toraja, kesenian prasejarah masih berkembang terus. Jelasnya dia tidak mandek ditengah jalan, sebagai contoh seni hiasnya. Sekalipun daerah itu dilibatkan oleh berbagai pengaruh seperti masuknya Islam, kemudian misi Kristen yang mendampinginya, dilanjutkan oleh pengaruh Barat sesudahnya, namun kesenian prasejarah berjalan terus dan tetap mempertahankan eksistensinya bahwa Toraja memiliki sesuatu yang berharga yakni warisan budaya nenek moyang. Apa kabar dengan Nias? Kami merasa dengan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, kiranya, selagi mumpung masih bisa, peranan seniman yang hampir langka itu ditempatkan kembali keprofesinya, tentunya dalam hal ini sebagai seniman yang kreatif guna melestarikan kembali kesenian Nias dalam hal ini seni rupa dan cabang-cabangnya. Yahobu.
Pencitraanini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. termasuk di dalamnya keindahan alam dan keindahan karya seni. Pada tahun 1750 istilah
Unsur Seni Rupa – Seni menjadi salah satu bentuk media yang bisa digunakan untuk mengekspresikan apa yang dirasakan atau menyampaikan suatu pesan oleh para seniman. Menariknya di dunia ini ada beberapa jenis seni lho yang masih terus berkembang hingga sekarang. Salah satunya adalah seni rupa yang sampai saat ini hasil karyanya masih terus bisa dinikmati secara visual dan juga bisa diraba bentuk fisiknya. Dalam seni rupa terdapat beberapa unsur yang bisa mendukung terbentuknya suatu karya. Setiap unsur yang ada di dalam seni rupa memang terbilang sangat penting dan selalu memiliki kegunaanya masing-masing. Nah untuk lebih pahamnya Anda bisa membaca penjelasan yang ada di dalam artikel ini mulai dari pengertian, unsur seni rupa, prinsip seni rupa dan beberapa hal penting lain yang berhubungan dengan seni rupa. Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang diungkapkan atau diciptakan menggunakan media rupa visual yang bisa dilihat mata dan dirasakan ketika diraba. Secara mudahnya wujud dari seni rupa adalah sebagai pengantar cabang seni rupa itu sendiri, tidak seperti seni musik atau gerakan tubuh pada seni tari. Contoh dari seni rupa yang bisa mudah Anda temukan adalah seperti desain pakaian, patung, lukisan, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam perkembangannya, seni rupa bukan hanya berhenti pada produk visual saja. Namun seni rupa dalam perkembangannya juga sudah mulai bisa menggabungkan unsur media lain. Sebagai contohnya adalah seperti suara gerakan dalam seni performans. Lalu mulai muncul berbagai macam bentuk produk visual yang tidak bisa diraba materialnya seperti karya lukis digital yang ditampilkan pada layar ponsel. Unsur Seni Rupa1. Unsur Seni Rupa Titik2. Unsur Seni Rupa Garis3. Unsur Seni Rupa Bentuk Atau Volume4. Unsur Seni Rupa Bidang5. Unsur Seni Rupa Ruang6. Unsur Seni Rupa Gelap Terang7. Unsur Seni Rupa Warna8. Unsur Seni Rupa Tekstur9. Unsur Seni Rupa NilaiPrinsip Seni Rupa1. Prinsip Kesatuan2. Prinsip Keseimbangan3. Prinsip Irama4. Prinsip Penekanan5. Prinsip Proposisi6. Prinsip KejelasanFungsi Seni Rupa1. Fungsi Individu2. Fungsi Sosial Dilihat dari wujudnya, seni rupa bisa dibilang bergantung pada unsur yang tampak atau terlihat pada karyanya. Unsur yang ada dalam seni rupa terlihat jelas pada contoh karya seni rupa itu sendiri seperti gambar, lukisan dan juga patung. Misalnya adalah bagaimana unsur garis melingkar bisa membentuk suatu objek matahari pada lukisan. Lalu unsur warna bisa mengisi garis melingkar atau objek matahari tersebut dengan warna orange. Unsur seperti garis dan warna merupakan unsur terkecil yang bisa membentuk seni rupa dan juga disebut sebagai unsur-unsur seni rupa. Dalam seni rupa sendiri tak hanya ada unsur warna dan garis saja. Namun ada beberapa unsur pendukung lain agar tercipta suatu karya seni rupa. Beberapa unsur dalam seni rupa adalah sebagai berikut ini. 1. Unsur Seni Rupa Titik Titik merupakan unsur paling kecil dalam suatu karya seni rupa. Titik bisa digunakan untuk menciptakan unsur-unsur lain dengan cara menyusun atau menderet hingga menjadi suatu garis. Akan tetapi titik juga bisa digunakan apa adanya tanpa suatu garis. Contohnya adalah penggunaan unsur titik tanpa adanya unsur garis pada karya seni rupa pointilis. Dimana pada karya tersebut titik diatur kerapatannya untuk bisa membentuk suatu objek gambar. 2. Unsur Seni Rupa Garis Garis merupakan hubungan antar titik yang bisa menghasilkan suatu guratan serba guna. Guratan dari titik tersebut akan bisa membentuk unsur lain seperti bidang maupun bentuk. Seperti hanya dengan titik, garis juga bisa digunakan apa adanya tanpa menjadi suatu bidang ataupun bentuk. Sebagai contohnya adalah sketsa yang hanya memerlukan unsur garis agar bisa membentuk suatu karya. Garis juga bisa digunakan sebagai pengisi gelap terang dengan menggunakan metode arsiran. 3. Unsur Seni Rupa Bentuk Atau Volume Bentuk merupakan unsur yang selanjutnya. Bisa dibilang jika bentuk adalah salah satu unsur yang bisa dilihat pada karya seni rupa dua dimensi. Contohnya adalah pada gambar, lukisan, desain grafis dan sebagainya. 4. Unsur Seni Rupa Bidang Bidang adalah unsur yang ketiga. Bidang juga merupakan perkembangan dari bentuk. Secara mudahnya bidang merupakan suatu garis yang ujungnya akan saling bertemu hingga membentuk suatu area tertutup. Jika pada karya dua dimensi ada bentuk, maka dalam karya seni rupa tiga dimensi ada unsur bidang di dalamnya. Lalu dalam bidang sendiri terhadap beberapa unsur penting seperti panjang, lebar, tinggi hingga kedalaman. Sebagai contohnya adalah lingkaran, segi tiga, persegi dan lain sebagainya. 5. Unsur Seni Rupa Ruang Ruang merupakan suatu karya karya dua dimensi yang memiliki sifat semu. Ruang juga masih dibagi menjadi dua yaitu ruang positif dan ruang negatif. Ruang negatif adalah suatu ruang yang berada di luar berbagai bidang atau volume. Sedangkan untuk ruang positif adalah kebalikannya atau suatu ruang yang berada di dalam bidang ata volume. Ruang bisa dimanfaatkan agar memberikan kesan-kesan tertentu pada suatu karya yang dibuat. Contohnya adalah penggunaan ruang yang lebih besar di atas suatu karya pemandangan bisa memberikan kesan ketenangan dan juga kemegahan pada langit. Perlu diketahui juga jika unsur ruang juga cukup subyektif. Hal ini dikarenakan unsur ruang selalu berkaitan dengan seniman. Adanya unsur ruang juga bisa menciptakan kesan kedalaman dalam suatu karya. 6. Unsur Seni Rupa Gelap Terang Untuk bisa membuat suatu gambar potret yang tampak begitu realistis, bukanlah warna yang akan dibuat benar-benar akurat. Akan tetapi adalah pada bagian gelap dan terang yang akan dibuat akurat pada gambar potret tersebut. Ketika bayangan dan cahaya mampu ditangkap dengan begitu akurat. Maka mata kita bisa tertipu karena yang kita lihat sebenarnya merupakan ada dan tidaknya suatu cahaya. Keberadaan gelap dan terang begitu penting untuk diperhatikan karena mampu membuat suatu karya menjadi lebih seimbang atau tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. 7. Unsur Seni Rupa Warna Warna juga merupakan unsur yang paling mencolok pada suatu karya seni rupa. Dalam seni rupa, warna secara estetika terbilang cukup subjektif tergantung dari daya cipta pembuat karya seni. Akan tetapi dalam konteks teknikal, unsur warna dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah warna, artinya adalah warna apa yang akan dihasilkan pada karya seni rupa tersebut. Lalu ada juga unsur warna yang memiliki value. Dimana value disini berhubungan dengan gelap atau terangnya suatu warna yang digunakan. Lalu ada juga warna yang memiliki intensitas. Artinya intensitas warna tersebut bisa berkaitan dengan seberapa kuat dan lemah warna tersebut dalam sebuah karya. 8. Unsur Seni Rupa Tekstur Tekstur adalah salah satu unsur yang berhubungan dengan interaksi manusia. Karya seni rupa tak hanya bisa dirasakan secara visual. Namun suatu karya seni rupa juga bisa dirasakan melalui bentuknya. Artinya tekstur juga merupakan suatu permukaan yang bisa terasa ketika diraba. Akan tetapi pada karya 2D, tentukan merupakan suatu hal semu. Tekstur dalam karya 2D juga harus tetap bisa memberikan getaran persepsi raba kepada yang melihatnya, sehingga mereka bisa benar-benar mengerti jika tekstur memang ada dalam karya 2D. Contoh unsur tekstur dalam seni rupa yang bisa dirasakan adalah patung. 9. Unsur Seni Rupa Nilai Unsur yang terakhir adalah nilai. Unsur nilai berkaitan dengan warna. Maksud dari nilai adalah seberapa besar kekuatan warna pada karya seni rupa, dan seberapa berpengaruhnya nilai warna tersebut. Nilai menjadi unsur yang terakhir dalam seni rupa. Unsur nilai dalam seni rupa juga berkaitan dengan warna. Arti nilai di sini adalah seberapa besar kekuatan warna dan seberapa berpengaruh nilai warna tersebut dalam suatu karya seni rupa. Itulah beberapa unsur penting yang ada di dalam seni rupa. Dengan memahami setiap unsur yang ada. Maka Anda bisa menciptakan suatu karya seni rupa yang begitu estetika. Prinsip Seni Rupa Dalam seni rupa tak hanya memiliki unsur-unsur penting di dalamnya. Namun dalam seni rupa juga memiliki prinsip-prinsip tersendiri. Dimana prinsip seni rupa merupakan cara penyusunan dan pengaturan unsurnya sehingga bisa menciptakan suatu karya seni. Selain itu prinsip seni rupa juga bisa disebut sebagai asas seni rupa yang menekankan beberapa prinsip desain. Beberapa prinsip desain tersebut adalah seperti kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, kontras dan juga kejelasan. Beberapa prinsip seni rupa akan dijelaskan secara lebih dalam seperti ulasan yang ada di bawah ini. 1. Prinsip Kesatuan Kesatuan menjadi prinsip yang pertama dalam seni rupa. Agar bisa menciptakan kesatuan dalam seni rupa diperlukan perpaduan hubungan antara semua unsur yang ada di dalam seni rupa itu sendiri. Prinsip kesatuan bisa dicapai dengan beberapa pendekatan. Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam seni rupa adalah seperti kesamaan unsur, kemiripan unsur, keselarasan unsur, keterikatan hingga keterkaitan semua unsur. 2. Prinsip Keseimbangan Prinsip yang berikutnya pada seni rupa adalah keseimbangan. Suatu karya yang tidak seimbang bisa membuat orang yang melihatnya akan mendapatkan kondisi perasaan yang tidak nyaman. Maka dari itu keseimbangan dalam seni rupa adalah suatu prinsip yang harus diperhatikan. Keseimbangan dalam seni rupa dapat diciptakan dengan cara menjaga kesimetrisan berbagai macam gambar yang ada. Selain itu keseimbangan dalam seni rupa juga bisa diciptakan dengan membuat suatu keimbangan yang tak terlihat simetris namun mampu memberikan keseimbangan secara psikologi. Contohnya adalah seperti sedikit warna merah yang bisa memberikan keseimbangan terhadap penggunaan warna hijau yang begitu banyak. 3. Prinsip Irama Irama dalam suatu karya seni rupa bisa diciptakan dari adanya pengulangan unsur yang dilakukan secara teratur. Prinsip irama bisa terjadi pada suatu karya seni yang dilakukan pengaturan terhadap unsur garis, raut, warna, tekstur dan gelap terang secara berulang-ulang. Pengulangan unsur secara bergantian juga dapat disebut dengan irama alternatif. Lalu irama dengan gerakan perubahan ukuran dari besar ke kecil disebut dengan irama progresif. Selanjutnya ada juga irama dengan gerakan mengalun atau flowing secara berkelanjutan dari kecil ke besar atau sebaliknya. Sedangkan untuk irama repetitif merupakan suatu irama yang gerakannya adalah pengulangan bentuk, ukuran dan juga warna yang sama atau monoton. 4. Prinsip Penekanan Dalam seni rupa juga terdapat prinsip penekanan atau emphasis. Prinsip penekanan juga bisa dibilang sebagai point of interest dalam suatu karya seni rupa. Menggunakan suatu objek yang memiliki bentuk lebih dominan daripada yang lainnya bisa membuat menarik perhatian khalayak umum untuk bisa melihat karya tersebut hanya dalam sekejap saja. 5. Prinsip Proposisi Kontras merupakan suatu perbedaan yang begitu mencolok dari dua atau lebih unsur yang berbeda. Sebagai contohnya adalah titik putih dengan objek hitam, lalu bisa juga tekstur kain dengan tekstur logam. Selain itu prinsip kontras juga bisa dijadikan metode untuk membuat suatu penekanan atau gaya komunikasi yang ironi. 6. Prinsip Kejelasan Prinsip kejelasan merupakan suatu prinsip atau taraf kemudahan suatu karya bisa dimengerti. Prinsip kejelasan lebih banyak ditemukan pada desain website, desain produk atau desain interior. Dilihat dari beberapa prinsip yang dijelaskan di atas. Bisa dikatakan jika setiap prinsip yang ada di dalam seni rupa dapat membuat suatu karya seni rupa yang begitu bagus dan penuh akan keselarasan sekaligus mampu memikat mereka yang melihatnya. Fungsi Seni Rupa Penjelasan berikutnya adalah fungsi seni rupa. Di mana fungsi seni rupa bisa dibilang tergantung dari ragamnya. Contohnya adalah pada seni rupa terapan memiliki fungsi sesuai dengan produk yang diciptakannya. Lalu ada lagi dari seni rupa murni yang memiliki fungsi untuk riset, akademis dan mampu memberikan fungsi ekstrinsik seperti nilai sosial. Akan tetapi di luar itu semua, seni rupa juga mampu memberikan manfaat pada kehidupan sosial. Tak jarang karya seni rupa murni mampu diberikan suatu penyematan atau menyuarakan pesan sosial di dalamnya. Di dalam seni rupa jika dilihat secara umum memiliki dua fungsi utama. Fungsi tersebut adalah fungsi individu dan fungsi sosial. Untuk lebih jelasnya Anda bisa membaca seluruh ulasannya di bawah ini. 1. Fungsi Individu Fungsi individu merupakan suatu fungsi yang bisa memberikan manfaat kepada individu pencipta seni itu sendiri. Sekilas fungsi individu hanya mampu didapatkan oleh perupa seni saja karena mampu menyalurkan ekspresi dan gagasan miliknya. Akan tetapi sebenarnya mereka yang membuat desain ataupun seni terapan juga mampu memberikan mendapatkan fungsi individu ini. Contohnya adalah rancangan desain produk yang bisa memberikan manfaat kepada desainernya. Hal ini karena rancangan desain produk tersebut bisa dijadikan suatu aturan untuk kemudahan proses perancangan desain selanjutnya. Secara mudahnya fungsi individu mampu memberikan kelebihan khusus bagi para individu pembuatnya. 2. Fungsi Sosial Walaupun fungsi sosial lebih identik dengan perupa murni yang kerap menyuarakan pesan sosial dan juga nilai sosial di dalam karya seni mereka. Akan tetapi dalam seni terapan juga bisa mendapatkan fungsi sosial ini. Sebenarnya perupa seni terapan adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang dialami oleh masyarakat. Karena hal tersebutlah produk yang dibuat oleh perupa seni terapan mampu mendapatkan fungsi sosial. Selain itu dalam berbagai kegiatan social entrepreneurship yang kerap diadakan oleh para pegiat seni terapan ternyata juga mampu memberikan banyak manfaat. Hal ini tak lain karena menjalankan social entrepreneurship, kita juga bisa dengan secara sengaja mencari hal yang bisa berjalan dengan baik secara finansial sekaligus bisa memberikan manfaat kepada manusia sekaligus pada alam. Salah satunya adalah melibatkan para pengidap difabel atau hal lainnya. Itulah rangkuman singkat tentang seni rupa. Mulai dari pengertian, unsur, prinsip hingga fungsi dari seni rupa sudah bisa Anda dapatkan dalam artikel ini. Dengan memahami penjelasan di atas, tentunya Anda juga akan semakin mudah tahu apa sih hal-hal yang penting dalam seni rupa. Grameds bisa mendapatkan buku-buku terkait seni rupa dan seni lainnya di Sebagai SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik agar kamu memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Hendrik BACA JUGA Seni Rupa Terapan Pengertian, Fungsi, Jenis, Unsur, dan Contohnya Contoh Karya Seni 3 Dimensi Pengertian, Jenis, dan Unsurnya Pengertian Seni Lukis Fungsi, Tujuan, dan Komponennya Mengenal Aliran Seni Lukis dan Berbagai Teknik Melukis Pengertian Pameran Unsur, Jenis, Tujuan, Manfaat, Perencanaan, dan Penyusunan Cabang-Cabang Seni Pengertian dan Contohnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Nilaiestetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan objektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. 16. Seni rupa dua dimensi merupakan salah satu pembagian jenis seni rupa menurut. a. pandangan mata b. matra c. fungsi d. aliran
Oleh Muhmmad hasim 1211031251 Komang pasek mahardika 1211031232 I Gede Ari Murti 1211031226 Kelas/Semester G/V JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA SINGARAJA 2018 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 1 Tujuan 2 Manfaat 2 BAB II PEMBAHASAN Manfaat Belajar Seni Rupa Bagi Anak Usia SD 3 Karakteristik Seni Rupa Anak 5 Periodesasi Gambar Anak 9 BAB III PENUTUP Kesimpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaan Beliulah, kami dapat menyelusiakan penyusunan makalah yang berjudul “karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD” ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material dalam bentuk bimbingan dan masukan, terkait materi pembahasan dalam makalah ini. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya kekurangan dan kelemahaan yang dimiliki, sehingga makalah yang disusun sudah tentu perlu disempurnakan lagi. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan makalah ini dan penyusunan makalah selanjutnya, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diperlukan. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini barmanfaat bagi para pembaca, utamanya mahasiswa sebagai calon guru dan guru-guru yang sudah bertugas disekolah-sekolah sehingga dapat mengembangkan proses pembelajaran yang efektif. Singaraja, April 2018 Penulis BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifatsifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya. Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan ekspresi dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi. Pembelajaran Seni Rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD, karakteristik seni rupa anak, periodisasi gambar anak. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD ? 2. Bagaimana karakteristik seni rupa anak ? 3. Bagaimana periodisasi gambar anak ? Tujuan Penulisan Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. Menjelaskan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD. 2. Menjelaskan karakteristik seni rupa anak. 3. Menjelaskan periodisasi gambar anak. Manfaat Penulisan Adapaun mamfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa sebagai calon guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD. Yang nantinya dapat disalurkan kembali kepada siswa. 2. Bagi Masyarakat Semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat sehubungan karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD. 3. Bagi Penulis Melalui makalah ini, penulis dapat menyalurkan dan menuangkan hasil belajarnya. BAB II PEMBAHASAN MODUL 10 APRESIASI SENI RUPA ANAK Manfaat Belajar Seni Rupa Bagi Anak Usia SD Secara garis besar manfaat belajar seni rupa bagi anak sebagai berikut 1. Seni rupa sebagai bahasa visual Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah komunikasi intrapersonal dimana semua kejadian ingin disatukan dalam gambar anak. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa visual, dimana angan dan pkiran diungkapkan lewat bentuk-bentuk. Dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan bahwa prilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian, tiada hari tanpa gambar atau seni. Berseni merupakan kebutuhan anak dalam Mengutarakan pendapat, Berkhayal-berimajinasi, Bermain, Belajar, Memahami bentuk yang ada disekitar anak, Merasakan Kegembiraan, Kesedihan, dan Rasa Keagamaan. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menanggapi lingkungan. Berarti pelajaran seni adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat segabai habasa visual. 2. Seni rupa membantu pertumbuhan mental Sebagaimana contoh di atas seni rupa sebagai bahasa visual merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang dipikirkan, dirasakan atau dibayangkan melalui karya seni rupanya. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak. Pada dasarnya perkembangan emosi anak usia dini ditandai oleh perkembangan keseniannya. Dari hasil karya seni seorang anak kita mampu melihat pertumbuhan mentalnya secara abstrak. Sekitar usia 7 sd 8 tahun antara kelas 1 dan 2 merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya, terdapat anak yang kuat penalarannya atau kuat perasaannya. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan, maka figur atau obyek lukisan ditampilkan lebih relaistik. Sedangkan, anak bertipe perasaan emosional, ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna yang kuat, dimana terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain. Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan teori behavioral seperti teman-teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor instink sebagai internal faktor teori psikoanalisis. Biasanya, kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi secara berimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor, yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia berkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakan cabang Psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan internal individu, dan dorongan aktualisasi diri, atau menjadi apapun yang di inginkan Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997. Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional maupun persepsi dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental. Proses ini bisa dianalisa, bahwa dalam proses berkarya, kinerja anak dikoordinasi oleh otak dan otak sendiri akan bekerja karena skema dari mata. Mata mencari bentuk yang mungkin bisa diserahkan kepada otak untuk diubah, dari bentuk menuju memori dan diungkapkan menjadi gambar. Anak yang mempunyai kecerdasan emosional kinerja tangan lebih terampil dan tanpa takut mengembangkan ke dalam bentuk tugas sehari-hari yang rutin. Dengan demikian proses menggambar merupakan kinerja bersama dari otak kanan maupun kiri. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menganggapi lingkungan. Berarti belajar seni rupa adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat. Proses memahami lingkungan yang berkaitan dengan otak melalui citra-citra asosiatif dilakukan komunikasi secara metaforis-simbolis. Sebab, di dalam otak terdapat beberapa pikiran yang dikelilingi asosiasi. 3. Seni rupa membantu dibidang yang lain Kemampuan anak dalam mengaktualisasikan apa yang dilihat menjadi sebuah karya seni, akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak pada bidang yang lain. Dalam mendidik dan membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan, yang berupa lingusitik bahasa, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimunculkan oleh setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas; misalnya lingusitik mengembangkan kenberanian tampil mengemukakan pendapat. Jika seorang anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan. Kemampuan seni rupa yang dimiliki seorang anak akan membantu melatih bidang-bidang yang lain, sebagai contoh. Anak yang mampu mengatualisasikan karya seninya dengan baik, sudah tentu akan mampu mengungkapkan perasaaannya berupa linguistik bahasa yang baik. Dari karya seni rupa yang dihasilkan secara tidak langsung juga akan melatih kemampuan matematika anak agar dapat menghasilkan karya yang baik. Karakteristik Seni Rupa Anak 1. Istilah Menggambar dan Melukis Pengertian menggambar atau melukis tidaklah memiliki arti yang sama. Melukis ialah kegiatan menggambar dengan lebih mengutamakan pengungkapan kesan batin dari pribadi seorang pelukis dengan daya kreasinya sendiri atau tidak memiliki media yang sudah ada. Seorang pelukis dalam berkarya seni lukis tidak hanya meniru kepada karya yang sudah ada atau jadi atau obyek yang sudah ada, tetapi muncul spontan dari gagasan dan coretannya sendiri. Ide atau gagasan tersebut telah diungkapkan melalui media kertas atau kanvas. Melukis bisa dilakukan oleh siapa saja, yang mempunyai bakat sejak dini sampai pelukis atau seniman ulung sekalipun dan di dalam melukis seniman biasanya diwarnai oleh karakter masing-atau ciri khas masing seniman. Dengan demikian setiap seniman mempunyai ciri watak kepribadian dalam pengungkapan idenya secara kreatif. Menggambar ialah sederhana yang bisa meniru suatu benda di dalam bentuk dua dimensi tanpa banyak melibatkan emosi atau ekspresi dari penciptanya secara berlebihan. Dengan kata lain pengungkapan ekspresi pencipta yang dibatasi. Sebuah gambar yang lebih mengutamakan tema, cerita, atau gagasan penciptanya, sedangkan di dalam melukis pembuat bisa mengekspresikan obyek lukis sesuai daya kreatifnya. Praktek melukis tidak sulit, karena di dalam melukis yang paling penting terdapat pada keberanian dan kemauan di dalam mencoretkan atau memulaskan garis dengan memakai berbagai media yang telah ada, media yang dipakai dalam melukis antaranya sebagai berikut pena, pensil, kuas, pastel, tinta, krayon, cat minyak, cat air, cat poster dan lain sebagainya. Sedangkan dalam bidang menggambar yang dipakai bisa berupa kertas, kanvas atau yang lain. 2. Tema Karya Seni Rupa Anak Istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema merupakan Inti atau ide dasar sebuah cerita. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Menurut Keraf, tema merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangan atau pun karya sastranya. Secara garis besar tema seni rupa dapat dibedakan menjadi enam jenis yaitu a. Manusia dan dirinya sendiri Dirinya sendiri dapat dijadikan objek perwujudan ungkapan cita rasa keindahan. Contoh Pelukis Ekspresionis nusantara Affandi menjadikan dirinya sebagai objek lukisan dengan judul “Potret Diri”. b. Hubungan manusia dengan manusia lain. Manusia dalam mengekspresikan cita rasa keindahan orang-orang sekitar sebagai objek lukisan. Misal Istrinya, anak, orang tua, saudara. c. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya Alam yang ada disekitar kita dapat juga dijadikan objek karya seni rupa d. Hubungan Manusia dengan Kegiatannya Manusia dalam kehidupan sehari - hari selalu melakukan aktifitas atau kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya e. Manusia dengan alam benda Alam benda yang dijadikan obyek karya seni rupa bermacam-macam, seperti bentuk silindris, kubistis, atau bentuk bebas. f. Manusia dengan alam khayal Dialam pikiran manusia sering muncul gagasan-gagasan, imajinasi atau khayalan. Bahkan khayalan yang ada dalam benak kita sering muncul dalam mimpi. Untuk mewujudkan khayalan itu manusia mengekspresikan melalui karya seni rupa. Sehingga sering kita melihat karya seni rupa yang menampilkan alam yang tidak kita jumpai. 3. Ciri Umum Lukisan Anak terdiri dari a. Gaya wiracerita heroisme Yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan, kepatriotan. Pada kesempatan ini anaka akan mengungkapkan jiwa patriot misalnya penokohan seseorang yang ditandai dengan tema perkelahiaan. b. Gaya dekoratif Yaitu lukisan yang ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk konturistik berupa garis dan jka warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit nuansa teknik menguraikan warna. c. Gaya komik Gaya komik adalah ilustrasi gambar yang bersambung dari satu panel ke panel berikutnya. Dengan kata lain ilustrasi yang penuh gambar. d. Gaya potret Gaya potret adalah ciri lukisan yang menggambarkan wajah seseorang, baik tokoh idola maupun tokoh yang sering bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Gaya potret mengangkat objek dalam posisi bentuk wajah ¾ badan, kepala saja, dan utuh seluruh tubuh. 4. Komposisi karya seni rupa anak a. Posisi tumpang tindih Gambar Tumpang Tindih antara satu objek dengan objek-objek yang lainnya. Ada objek berada didepan yang menghalangi keberadaan objek-objek yang berada dibelakangnya atau sebaliknya. Pada tahap ini anak mulai ada pemahaman terhadap adanya unsur ruang dalam gambar. b. Bertumpu pada garis dasar Unsur visual garis adalah dasar dari semua gambar. Ini adalah yang pertama dan paling serbaguna dari elemen-elemen visual. Garis dalam sebuah karya seni dapat digunakan dalam berbagai cara. Hal ini dapat digunakan untuk membuat bentuk, pola, struktur, pertumbuhan, kedalaman, jarak, irama, gerakan dan berbagai emosi dalam komposisi dalam seni rupa. Sebagai contoh garis vertikal menunjukkan kekuatan dan kepemimpinan. Garis horizontal dapat memberitahu Anda tentang jarak dan ketenangan. Garis diagonal biasanya berarti tindakan dan yang akan akan terjadi. c. Rebahan Sifat ini merupakan peristiwa yang lucu namun logis buat anak-anak. Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus pada garis dasar tersebut meskipun garis dasar itu berbelok atau miring arahnya. Akibatnya semua benda tampak rebah atau malah terjungkir d. Stereo type Komposisi Stereo type disebut juga komposisi ritmis adalah susunan elemen bentuk yang diulang-ulang, sebagai contoh gambar padi pada kotak sawah. e. X-Ray atau transparent X-Ray transparan, misalnya ditunjukkan dengan gambar bunga dan pohon yang seharusnya akar-akarnya berada di dalam tanah atau tidak terlihat, tetapi pada gambar ini tetap diperlihatkan 5. Tipe gambar anak a. Haptic Gambar anak yang memiliki tipe haptik menunjukkan kecenderungan ke arah kebentukan yang lebih visual-emosional atau upaya penggambaran secara subyektif yang berisi tentang ekspresi pribadi dalam merespon lingkungannya. Benda yang digambarkam merupakan reaksi emosional melalui perabaan dan penghayatannya di luar pengamatan visual. Biasanya benda yang dianggap penting digambarkan lebih penting dibuat dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan benda yang kurang penting. Dalam gaya lukisan, gambar anak yang bertipe haptik dapat disamakan dengan lukisan bergaya ekspresionisme. Lukisan ekspresionisme adalah karya lukis yang memperlihatkan ungkapan rasa secara spontan, dan sebagai pernyataan obyektif dari dalam diri pelukisnya inner states . Lukisan yang bersifat ekspresionistis nampak berkesan sangat subyektif dari kebebasan pribadi masing-masing pelukisnya. b. Non-haptic Non-haptic disebut juga tipe visual yaitu gambar yang mudah diidentifikasi oleh orang lain dan bentuk disusun sesuai dengan cerita/hanya sekedar menyusun bentuk sederhana. Periodisasi Gambar Anak 1. Periode gambar anak berdasarkan usia a. Masa coreng menyoreng usia 1-4 tahun Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, pada perekembangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu 1 Corengan Tak Beraturan, Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi. 2 Corengan Terkendali, dan Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya kerjasama antara koordiani antara perkembangan visual dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran. 3 Corengan Bernama. Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini dapat digunakan oleh orang tua atau guru pada jenjang pendidikan usia dini TK dalam membangkitkan keberanianan anak untuk mengemukakan kata-kata tertentu atau pendapat tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya. b. Masa prabagan preschematik usia 4-7 tahun Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya. Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan kepada kepentingannya. Ini dinamakan dengan “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini. c. Masa bagan schematic usia 7-9 tahun Pada tahap ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan. Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak base line. Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang” contoh digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari kaca. Gejala ini disebut dengan idioplastis gambar terawang, tembus pandang. Misalnya gambar sebuah rumahyang seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas. d. Masa realisme awal drawing realism Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, proporsi perbandingan ukuran belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya anak laki-laki lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga. e. Masa realisme semu pseudo Realism usia 11-14 tahun Pada masa ini, gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi perspektif. Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender, bahkan dari media visual lainnya televisi, majalah, Koran dan lain-lain. Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak “Membebaskan” anak menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu, dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu. Tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami. BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan uraian permasalahan pada Bab II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1 Secara garis besar manfaat belajar seni rupa bagi anak sebagai berikut a Seni rupa sebagai bahasa visual, b Membantu pertumbuhan mental, dan c Membantu mengembangkan bidang yang lain 2 Karya seni rupa memiliki beberapa karakteristik dengan ciri umum lukisan anak meliputi gaya wiracerita, gaya dekoratif, gaya komik, gaya potret, serta karakteristik seni rupa memiliki tipa gambar haptic dan nn-haptic. 3 Seccara umum periodesasi gambar anak dapat dibedakan menjadi masa coreng menyoreng, masa prabagan, masa bagan, masa realisme awal, dan masa realisme semu. Saran Berkaitan dengan pembahasan permasalahan pada bab sebelumnya, maka disaran kepada 1 Mahasiswa sebagai calon guru dan guru-guru khususnya disekolah dasar agar dapat menggali dan lebih mengembangkan wawasan mengenai cara mengembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan peran aktif siswa melalui strategi pembelajaran Inquiry. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan semakin luas, dan proses penyaluran materi pembelajaran semakin efektif dan efisien. 2 Masyarakat, untuk dapat lebih mengembangkan pengetahuan dan wawasannya mengenai cara mengembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan peran aktif siswa, khususnya melalui strategi pembelajaran Inquiry. Agar nantinya dapat menyalurkan pengetahuannya di tengah-tengah kehidupan sosial. 3 Pembaca, untuk dapat memberikan koreksi bagi penulis guna penyempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Sipahelut, Atisah. 1995. Seni Rupa dan Desain. Jakarta Erlangga Sunaryo, Aryo. 2000. Nirmana, Buku paparan perkuliahan mahasiswa. Semarang UNNES Mulyasari, Pedagogik Praktis yang Press. Bandung. MunandarUtami. 2004. Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Pusat Perbukuan Depdiknas. Jakarta. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!
Unsurunsur seni rupa. a. Garis. 1) Garis nyata; garis yang secara fisik atau kasat mata jelas berujud garis, seperti garis lurus, lengkung, dsb. 2) Garis tidak nyata (imajinatif), secara kasat mata tidak berujud sebagai garis, akan tetapi dapat ditangkap sebagai kesan, misalnya batas bidang, bentuk atau warna.
Karyaseni rupa tradisional tersebar luas dari ujung Barat hingga ujung Timur kepulauan Nusantara (Indonesia). Sejak masuknya kolonialisme barat (penjajahan bangsa Eropa) ke kepulauan Nusantara dan berkembangnya paham seni rupa Modern di Eropa, maka karya-karya seni rupa Nusantara di luar kategori karya yang menggunakan konsep Modern tersebut dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional.
Berdasarkankegunaan atau fungsinya, karya seni rupa digolongkan ke dalam: Karya seni kria memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh keterampilan dan kreativitas kriawan, materi, alat, fungsi dan teknik penciptaanya. membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik gambar tertentu. Fungsi tekstur
h9fz. vih43pm9vm.pages.dev/83vih43pm9vm.pages.dev/218vih43pm9vm.pages.dev/93vih43pm9vm.pages.dev/10vih43pm9vm.pages.dev/44vih43pm9vm.pages.dev/287vih43pm9vm.pages.dev/42vih43pm9vm.pages.dev/154vih43pm9vm.pages.dev/359
kesan dan watak karya seni rupa dipengaruhi oleh