| Лэтጌ ኗтвекре чθፉаሟስ | Եχитаኧሲከኝ ипաτощо |
|---|---|
| Чիጉու ջаኤаլ дуያе | Н ኺωρոше робሬсушαг |
| Թуթ υጲիсаշуς | Зኁ μո |
| Озυцуηуմ ոвруኇ աψυкеዕոгቷ | Ин еժωча орсуч |
Untukmengetahui lebih lanjut mengenai manajemen piutang, langsung saja Anda simak artikel Blog Jurnal by Mekari tentang pengertian, manfaat, analisisnya, dan cara mengelola. Penjualan kredit tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan yang kemudian diatur dan dianalisis melalui pengelolaan piutang.
Artikel SMK jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga ini berisi penjelasan mengenai mengelola kartu piutang yang terdiri dari pengenalan piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. — Kamu pernah nggak sih ada di momen mau nagih utang, tapi merasa nggak enakan. Eh, pas udah berani nagih, malah dimarahin sama yang ngutang. Wkwkwk… Lo yang ngutang, lo yang galak sumber Padahal, sebelumnya kamu dan pihak yang berutang sudah memiliki kesepakatan mengenai tanggal pembayaran. Tapi, ketika kamu menagihnya, pihak tersebut seakan-akan lupa dengan kewajibannya membayar utang. Hadeeeh… bete, deh. Walaupun begitu, kamu harus tetap menagihnya ya, agar orang yang berutang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. *brb* berubah jadi galak sumber Ngomong-ngomong masalah utang, kamu pasti udah nggak asing lagi kalau dengar istilah utang piutang. Dalam dunia bisnis, istilah utang piutang merupakan hal yang nggak bisa dilepaskan, terutama pada pencatatan keuangan dan akuntansi. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang piutang terlebih dahulu, ya. Kita akan mengenal apa itu piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. So, are you ready, guys? Let’s go! Baca juga Administrasi Transaksi Pengertian, Fungsi, dan Unsurnya Piutang Jika pada kasus awal kita tau bahwa utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pihak yang memberikan pinjaman, maka piutang adalah kebalikannya. Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang berutang yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya. Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur. Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang, penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi produknya sudah ia terima. Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur invoice, yaitu bukti transaksi dari transaksi penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan dicetak. Supaya lebih paham, coba deh perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya? Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta tanpa tambahan lain. Jawabannya? Yup! Sudah sesuai, ya. Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati. Jenis-Jenis Piutang Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda. Penasaran? Simak terus, ya! a. Piutang Usaha Accounts Receivable Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa secara kredit. Nah, piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai harta aset lancar dapat digunakan dalam jangka waktu dekat. Hal ini karena piutang usaha umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari. Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya kreditur dan debitur hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan. b. Piutang Wesel Notes Receivable Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan wesel yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis nih, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak berbunga. Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel kreditur ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase % dari nilai piutang wesel. Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = x 4% x 6 bulan = Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga = + = Nah, kalau piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati. c. Piutang Lain-lain Other Accounts Receivable Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha. Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan. Baca juga Konsep Dasar, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kepegawaian Kartu Piutang Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi, setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya seperti gambar di bawah ini, ya. Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran, dan nama kreditur yang mengesahkan kartu piutang tersebut. Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas. Prosedur Pencatatan Piutang Pada penjelasan kartu piutang, kamu pasti menemukan kata rincian mutasi piutang’. Hmm, lalu apa sih yang dimaksud mutasi piutang? Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang. Nah, prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan posting catatan keuangan transaksi yang ada di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal. Sebagai contoh, coba kamu perhatikan proses pencatatan piutang ke dalam kartu piutang di bawah ini, ya! Perusahaan Onderdil Motor Buana menjual barang dagang secara kredit kepada beberapa perusahaan, yaitu PT Nusantara dan PD Jaya Motor pada bulan Agustus 2020. Berikut ini adalah beberapa data transaksi perusahaan Onderdil Motor Buana di bulan tersebut. Transaksi penjualan kredit kepada debitur yang terjadi pada bulan Agustus 2020 Agustus 10, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga = Agustus 15, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga = Jumlah penjualan kredit bulan Agustus 2020 = Selanjutnya, data transaksi penjualan kredit PT Nusantara dan PD Jaya Motor yang terjadi di bulan Agustus 2020 kita tulis di jurnal penjualan. Setelah ditulis di jurnal penjualan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan data tersebut ke buku besar. Nah, pencatatannya di buku besar adalah sebagai berikut 1. Transaksi penjualan kredit kepada debitur dicatat dalam jurnal penjualan JPn pada jurnal khusus di halaman 1. Maka dari itu, pada kolom referensi Ref ditulis JPn-1. 2. Semua lembar bukti tagihan faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan sebesar ditulis di bagian debit akun piutang dagang, dengan keterangan tanggal 31 Agustus 2020 akhir bulan. Nah, posting akun piutang dagang pada buku besar akan ditulis seperti pada gambar di bawah ini, ya. Nah, setelah data-data tersebut dipindahkan ke buku besar, sudah tau dong apa langkah selanjutnya? Yup, memasukan data ke kartu piutang masing-masing debitur. Kartu piutang akan ditulis sebagai berikut 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal masing-masing transaksi 2. Rincian rekening masing-masing debitur tercatat dalam kartu piutang di sisi debit Sip! Sampai sini kamu sudah paham kan tentang materi piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang? Piutang merupakan tagihan yang harus dibayarkan peminjam debitur kepada pemberi pinjaman kreditur karena adanya transaksi barang/jasa secara kredit non tunai. Piutang ini banyak jenisnya, ada piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Kemudian, piutang dicatat dalam sebuah buku pembantu yang disebut kartu piutang. Proses pencatatan data-data piutang dalam kartu piutang harus menggunakan prosedur pencatatan kartu piutang. Yup, selesai deh materi kita kali ini. Gimana? Seru kan belajar akuntansi? Sekarang, kamu jadi tau nih pengertian, ciri dan jenis-jenis piutang, kartu piutang, serta prosedur pencatatan kartu piutang. Kalau kamu ingin mempelajari materi lain seputar utang, piutang dan prosedur pencatatannya, coba deh tonton di ruangbelajar! Di sana, ada ribuan video materi pelajaran lengkap dengan latihan soal dan pembahasannya, lho! Referensi Kartu Piutang [Daring] – Nusantara, D. A 2003 Mengelola Kartu Piutang. Departemen Pendidikan Nasional. Tautan Diakses 16 September 2020 Sumber foto Gif image [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 Meme [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020
Pengertianpiutang dalam akuntansi lebih dipersempit, yaitu salah satu unsur dari aktiva lancar (aset ekonomi yang mudah dicairkan) dalam neraca perusahaan, yang timbul akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur, yang pada umumnya diberikan tempo 30 hingga 90 hari untuk pembayarannya.
Saat Anda menjalankan usaha, pencatatan piutang dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan dan menambah pelanggan. Memberi piutang pada klien akan memudahkan mereka membeli produk maupun jasa yang ditawarkan perusahaan Anda. Pastinya, saat terjadi perjanjian hutang piutang, wajib untuk melakukan metode pencatatan piutang perusahaan dagang yang baik. Sehingga sistemnya rapi dan berjalan lancar ke depannya. Peran Pencatatan Piutang dalam Bisnis Piutang merupakan salah satu aset perusahaan, karena itu harus dicatat dan jadi instrumen dalam laporan keuangan. Bisnis berskala mikro dan kecil mungkin belum kesulitan dalam mengingat piutang yang mereka miliki. Lebih jauh lagi, pegawai akan merasa aman dan nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Sehingga retensi pegawai pun dapat dipertahankan dengan mudah. Ini sekaligus menghemat biaya rekrutmen. Tapi, tetap harus dicatat karena harus masuk ke dalam laporan piutang. Sedangkan, di perusahaan berskala medium hingga besar, pencatatan piutang usaha jelas hal yang wajib. Selain sebagai instrumen dalam laporan keuangan, adanya pencatatan piutang akan membuat aktivitas keuangan tertata rapi. Anda jadi tahu betul siapa saja yang memiliki hutang, berapa jumlahnya dan kapan tanggal jatuh temponya. Dengan begitu, saat tiba waktunya pun jadi lebih cepat dalam membuat dan mengirim faktur untuk melakukan penagihan. Secara umum, pencatatan piutang dagang akan mencegah perusahaan dari adanya piutang tak tertagih. Dengan begitu, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam perjanjian piutang dagang ada yang memberlakukan potongan diskon dan ada yang tanpa potongan. Berdasarkan hal ini, metode pencatatan piutang dagang terbagi jadi dua yaitu Gross Method dan Nett Method. Berikut ini penjelasan keduanya. 1. Gross Method Gross Method adalah metode pencatatan piutang kotor. Bila ada potongan dalam perjanjian piutang dagang, maka pencatatannya tidak dihitung potongannya. Jadi, metode pencatatan piutang dagang ini hanya berdasarkan totalnya saja. Bila ada potongan, maka akan diakui sebagai pengurang jumlah penjualan. 2. Nett Method Sebaliknya, Nett Method adalah metode pencatatan piutang bersih. Metode pencatatan piutang dagang ini berdasar pada jumlah yang sudah dikurangi dengan potongan penjualan. Kalau debitur ternyata tidak memanfaatkan potongan dari kreditur, maka akan timbul kelebihan pembayaran atas piutang. Kelebihan pembayaran ini diakui sebagai hasil di luar operasi atau hasil lain-lain. Metode Pencatatan Piutang Lainnya Selain Gross Method dan Nett Method, masih ada lagi metode pencatatan piutang dagang lainnya yang terbagi menjadi 4 jenis. Ini dia penjelasan lengkap tentang keempat metode tersebut 1. Metode Konvensional Pada dasarnya, ini adalah pencatatan ke kartu piutang. Sumber pencatatan piutang dagang ini bisa berasal dari 4 metode, tapi semuanya sama-sama tercatat di kartu piutang. Berikut ini adalah penjelasan keempat metodenya Faktur penjualan – jurnal penjualan – kartu piutang Bukti kas masuk – jurnal penerimaan kas – kartu piutana Memo kredit – jurnal retur penjualan – kartu piutang Bukti memorial – jurnal umum – kartu piutang 2. Metode Posting Langsung Ini adalah metode posting langsung ke dalam kartu piutang. Metode pencatatan perusahaan dagang ini terbagi lagi menjadi dua. Metode pertama adalah metode posting harian. Anda bisa posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan. Jadi jurnal pencatatannya tidak rinci, melainkan hanya menunjukkan jumlah total harian saja. Bisa juga dengan cara posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Metode pencatatan perusahaan dagang yang kedua dari posting langsung adalah metode posting periodik atau berkala. Jadi pencatatan piutang usaha tidak langsung atau tertunda. Penagihan piutang dilakukan secara berkala, sesuai siklus atau yang disebut sebagai cycle billing. Dalam pencatatan metode posting periodik tidak digunakan buku pembantu piutang. Selain itu, faktur penjualan dan dokumen pendukung yang diterima bagian penagihan akan diarsipkan oleh bagian piutang. Pengarsipannya sesuai dengan nama pelanggan, dalam arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang. 3. Metode Ledgerless Bookkeeping Lalu cara pencatatan piutang dagang berikutnya adalah ledgerless bookkeeping atau pencatatan tanpa buku pembantu. Jadi saat mendapat pembayaran dari debitur, kreditur dapat mencatat piutang dengan dua cara. Berikut ini penjelasan keduanya Kalau pelanggan melakukan pembayaran dalam jumlah penuh sesuai yang tercantum di dalam faktur penjualan, maka faktur yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum dibayar unpaid invoice file dan ditandai “LUNAS”. Faktur kemudian dipindahkan ke dalam arsip faktur yang telah dibayar paid invoice file. Kalau pelanggan membayar hanya sebagian dari jumlah yang tercantum di faktur penjualan, maka jumlah kas yang diterima dan sisanya yang belum dibayar oleh pelanggan akan dicatat di faktur tersebut. Lalu dibuat faktur tiruan yang isinya berupa info yang sama dengan faktur aslinya. Faktur tiruan ini lalu disimpan di dalam arsip faktur yang telah dibayar. Sedangkan faktur aslinya disimpan lagi ke dalam arsip faktur yang belum dibayar. 4. Metode Pencatatan dengan Komputer Ini adalah metode pencatatan perusahaan dagang yang sering digunakan saat ini. Secara umum, dalam sistem komputer akan dibuat dua macam arsip yaitu arsip transaksi transaction file dan arsip induk master file. Biasanya, pencatatan dengan komputer ini menggunakan sistem yang dinamakan batch system. Dalam batch system, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan terlebih dahulu. Lalu setiap harinya akan dilakukan proses posting sekaligus agar catatan piutang selalu up to date atau mutakhir setiap harinya. Contoh Pencatatan Piutang Dagang Contoh pencatatan piutang dagang adalah sebagai berikut Pada tanggal 5 Juni 2022, PT JAYA menjual barang dengan harga Rp 10 juta. Ada potongan 2% dengan waktu jatuh tempo 30 hari 2/10-n/30. Maka pencatatan piutang dagangnya adalah sebagai berikut PT JAYA Jurnal Umum Tanggal Keterangan D Rp K Rp 5 Juni Gross Method Piutang Penjualan Kas Potongan Penjualan Piutang *2/100 x > jika potongan diambil Jika potongan tak diambil, maka Kas Piutang pembayaran otomatis di atas tanggal 15 Juni 2022 * 5 Juni Nett Method Piutang Penjualan * – 2/100 x Kas Piutang Jika potongan tak diambil, maka Kas Piutang Penghasilan di luar operasi/lain-lain Dari contoh pencatatan piutang dagang, Anda bisa menyesuaikan menurut metodenya. Baik dengan menghitung potongannya maupun tidak. Jika ingin pencatatan piutang usaha lebih akurat, dapat menggunakan pencatatan komputer karena setiap harinya data akan dimutakhirkan. Sekarang Anda sudah mengetahui dan memahami metode pencatatan piutang dagang. Laporan keuangan perusahaan dapat diselesaikan dengan mudah dengan bantuan Peakflo. Selain membantu menyusun laporan keuangan dan pencatatan piutang dagang, software Peakflo juga dapat membantu Anda untuk mengelola bisnis di jaman serba cepat dan modern ini. Jadi, sudah saatnya kamu ganti pencatatan piutang perusahaan dagang manual dengan berbagai fitur menarik yang ditawarkan Peakflo. Yuk, coba gratis sekarang! LuluLulu, seorang content marketer di Peakflo, berambisi untuk membantu bisnis memaksimalkan arus kas mereka melalui konten informatif. Di waktu senggang, Lulu suka bermain dengan adiknya atau kelima kucingnya yang sama-sama menggemaskan.
YNlW.